Sejumlah Warga Korban Gempa Bersama Relawan Bangun Rusuk di Pengungsian Mamuju
MAMUJU, metro7.co.id – Masa tanggap darurat bencana pasca gempa bumi di Kabupaten Mamuju diperpanjang hingga dua minggu kedepan, sejumlah relawan bersama warga korban gempa bumi di Kabupaten Mamuju, berswadaya membangun rumah sementara untuk kemanusiaan, disingkat RUSUK.
Rusuk dibangun, untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga korban gempa, yang saat ini harus bertahan hidup di lokasi pengungsian.
“Rumah sementara untuk kemanusian kita sebut dengan rusuk. Perbedaannya adalah, kita butuh percepatan ketika di masa tanggap bencana sekalipun, warga masyarakat tidak mungkin bertahan dengan kondisi seperti ini,” kata Relawan Gerak Bareng, Andri kepada wartawan di lokasi pembangunan warga Desa Botteng Utara, Kecamatan Simboro, Senin (25/01/2021).
Kendati dibangun menggunakan bahan sederhana dan mudah didapatkan, Andri menyebut rusuk sangat efektir untuk pengungsi, karena mampu bertahan selama beberapa tahun.
“Ini sangat efektif, pertama sangat mudah dikerjakan, bahannya juga tidak begitu sulit, ketahanan kita gunakan terpal yang insya Allah kuat selama 2 tahun,” imbuhnya.
Pembangunan ini dibangun secara bertahap, untuk tahap awal rusuk yang berukuran 4×4 meter persegi dan dilengkapi sebuah bilik direncanakan dibangun sekitar 10 unit. Pembangunan rusuk ini diharapkan bisa menjadi contoh buat pengungsi di tempat lainnya.
“Ini kita mau kasih contoh dulu 10, pengajuan dari pak kepala desa semalam itu kurang lebih ada 150 kepala keluarga. Intinya gerak bareng menginisiasi program rusuk ini, tapi setelah masuk ke area seperti ini menjadi programnya warga masyarakat, artinya ada nilai edukasi buat masyarakat untuk benar-benar mandiri di pengungsian, ada swadaya dan harus menjadi acuan kita semua sebagai relawan,” pungkas Andri.
Salah satu pemuda Desa Botteng Utara, Ahlun mengaku pembangunan rusuk sangat membantu warga di lokasi pengungsian. Apalagi, sejumlah tenda yang dimanfaatkan sebagai tempat mengungsi, banyak yang mulai rusak karena faktor cuaca.
“Selama ini tempat (pengungsian) sudah mau rusak, seperti tenda sudah rapuh karena kondisinya selalu kena hujan dan panas jadi rapuh, jadi tenda begini lumayan sedikit, bisa bertahan lama,” ungkapnya.
Ahlun berharap, pemerintah segera memberikan perhatian, agar para pengungsi korban gempa bumi di daerah ini, bisa segera membangun atau memperbaiki rumah yang hancur akibat guncangan gempa.
“Kepada pemerintah, kami berharap untuk segera memberikan bantuan, agar rumah rumah bisa segera dikerjakan, mudah-mudahan cepat, hari ini kita mengadakan swadaya membangun rumah,” pintanya.
Gempa bumi berkekuatan 6,2 M yang terjadi Jumat pekan lalu (15/01), tidak hanya merenggut sedikitnya 92 korban jiwa, tetapi juga menyebabkan ribuan warga di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju kehilangan tempat tinggal, dan kini terpaksa mengungsi.