MUSIRAWAS, metro7.co.id – Sejak pandemi Covid-19 melanda, dampak ekonomipun dirasakan oleh para pekerja Media di Kabupaten Musirawas, mengeluhkan anggaran publikasi iklan dan koran juga terkena imbas.

Seperti hal nya di sejumlah Instansi Pemerintahan Musirawas, contohnya tagihan iklan di BPPRD Kabupaten Musirawas dari awal tahun hingga saat ini Kepala Badan nya telah berganti belum ada kejelasan yang akurat dari pihak terkait, hanya janji saja yang didapat, lebih miris lagi malah dikabarkan hanya satu buah iklan yang akan dibayar nantinya, juga Dinkes Musirawas tidak bisa membayar tagihan iklan anggaran tidak ada, dan lain sebagainya.

Salah seorang yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia Media, kembali turut angkat bicara, dan meminta Pemerintah agar bisa memperhatikan kelangsungan hidup para pekerja Media.

“Dimana disatu sisi hal tersebut adalah salah satu sumber penghasilan mereka para pekerja Media untuk membeli beras menopang kehidupan mereka setelah mendapatkan komisi dari pihak perusahaan pers. Sayangnya yang terjadi saat ini cukup memprihatinkan, Jumlah anggaran publikasi itu tak banyak loh, eh malah terkena dampak juga, mereka para pekerja Media hanya untuk mencari sesuap nasi,” tegas Heri Kusnadi yang juga tergabung di Organisasi PWI, pada Metro7, Jum’at, (27/08/2021) sembari berharap agar Pemerintah Daerah setempat bisa memperhatikan persoalan, keluhan yang tengah terjadi dikalangan pekerja Media saat ini.

Hal senada dikatakan oleh pekerja Media lainnya, Ahmad menuturkan dimana disatu sisi Media adalah garda terdepan dalam menyampaikan informasi bahkan ditengah pandemi Covid-19, namun salah satu penopang berjalannya ‘kehidupan’ media terganggu akibat recofusing.

” Bukan hanya janji mau dibayar satu iklan saja, malah sejumlah Dinaspun sudah mengatakan tak dapat membayar tagihan iklan media maupun sejenisnya, alasannya anggaran tidak ada, sangat minim dan lain sebagainya. Hati kami pilu sekali, kami minta Pemerintah dapat memperhatikan persoalan ini, bagaimana kami mau setoran keredaksi, untuk beli beras saja susah sekali. Kami punya beban baik di Perusahaan tempat kami bekerja juga keluarga kecil kami dirumah,” tutup Ahmad. ***