INDRALAYA, metro7.co.id – Proyek jalan dan jembatan ruas Bts Propinsi Jambi-Maur-Terawas telah menelan dana sebesar hampir Rp 29 miliar.

Proyek tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dari kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Satuan Kerjanya (Satker) Dinas PU BM Propinsi Sumsel.

Dari total anggaran sebesar Rp 28.891.669.966 untuk proyak tersebut dikerjakan dengan tiga tahapan tahun anggaran dan dikerjakan oleh tiga kontraktor. Tahun 2020 senilai Rp 7.131.929.625,- pelaksananya CV. Trida Sarana. Tahun 2021 senilai Rp 7.616.585.007,- pelaksana PT Bina Baraga Palembang. Dan tahun 2022 senilai Rp 14.143.155.334,- pelaksana PT Cemerlang Abadi Nusa.

Dugaan tidak sesuainya nilai anggaran yang ada dengan pekerjaan proyek tersebut, karena dalam pelaksanaanya tidak memasang papan proyek sehingga masyarakat tidak tau jenis pekerjaan yang dikerjakan, berapa volume tebal, panjang efektip, dari mana sumber dananya, berapa nilai anggarannya, siapa kontraktornya. Selain itu proses pekerjaannya terkesan asal jadi, karena perbaikan jalan yang rusak hanya ditimbun aspal tanpa adanya pengerasan, sehingga proyek tersebut melanggar Undang-undang no 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.

Proyek pemerintah yang tidak mencantumkan papan plang proyek dalam pembangunannya bukan hanya melanggar Undang – Undang keterbukaan informasi publik (KIP), tetapi juga bertentangan dengan Peraturan Presiden (Perpres) No 54 tahun 2010 dan Perpres No 70 tahun 2012, tentang kewajiban memasang papan nama pada pembangunan proyek yang dananya dibiayai oleh negara.

Hasil investigasi Tim LSM Mitra Kajati Sumsel (22/12/2021) menjelaskan bahwa jalan dari Terawas menuju batas Jambi sekitar 125 km kondisi jalan bagus dan mulus. Tetapi jalan Terawas menuju Lubuk Linggau saat itu kondisi jalan mulai banyak yang rusak.

Saat Tim LSM melintasi menuju jalan Lubuk Linggau, depan rumah makan terlihat ada pekerjaan perbaikan jalan lintas tersebut. Namun tidak terlihat papan proyeknya. Bahkan pekerjaan jalan tersebut dikerjakan sore hari dan saat itu cuaca hujan dan terkesan asal jadi karena pekerjaan pecinganya cuma ditutup aspal saja tanpa mesin pengilas atau mesin pemadat.

Kepala Dinas PU BM Propinsi Sumsel dikonfirmasi tertulis (2/8) sampai saat ini tidak ada tanggapan/ jawaban. Sekretaris Dinas PU BM Propinsi Sumsel Novian Aswardani, ST, MM, IPM ketika dihubungi via ponsel tidak nenerima/mengangkat ponselnya, di WhatsApp juga tidak membalas. ***