Setelah 21 Agustus, Belajar Tatap Muka Bakal Diterapkan di OKI
KAYUAGUNG, metro7.co.id – Jelang Pelaksanaan penerapan belajar tatap muka di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Satuan Tugas Penanganan Covid-19 OKI gelar rapat evaluasi dan persiapan di aula Kantor Dinas Pendidikan OKI, Selasa (11/8/2020).
Listiadi Martin, Kalaksa BPBD OKI mengatakan Ini merupakan implementasi dari SKB, surat keputusan Menteri Dalam Negeri, Mendikbud, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan sehubungan dengan kebijakan belajar tatap muka.
“Jadi ini terkait bagaimana penerapannya di OKI. Salah satu kesimpulannya ini akan kita terapkan setelah 21 Agustus,” ungkap Listiadi.
Lebih lanjut dikatakannya, dari pihak sekolah kelihatannya sudah siap semua, kondisi covid sepertinya sudah agak menurun, dan sudah ada sinyal dari Dinas kesehatan.
“Dan intinya akan dipertajam lagi lebih lanjut. Cara penerapannya bagaimana? Sistem hari pertama ganjil, hari selanjutnya genap. Selanjutnya dengan protokol covid,” terangnya.
Untuk pelaksanaanya lanjut Listiadi, ini akan dilaksanakan uji coba belajar tatap muka.
“Mungkin kita akan uji coba. Dengan prosentase dengan dikaji mungkin separuh. Insya Allah setelah tanggal 21 Agustus nanti,” katanya.
Muhammad Amin Kepala Dinas Pendidikan OKI, membenarkan, kegiatan tersebut merupakan rapat persiapan pelaksanaan belajar tatap muka di sekolah untuk wilayah Kabupaten OKI.
“Ya, rapat persiapan pelaksanaan belajar tatap muka di sekolah,” imbuhnya.
Purnomo Kabid Pembinaan PAUD/PNF,
menambahkan, untuk persiapan belajar tatap muka di sekolah pihaknya dari Dinas Pendidikan menginstruksikan stakeholder yang ada di kecamatan, korwil, pengawas, mkks, k3s, mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan protokol covid-19.
“Diantaranya harus memastikan bahwa setiap sekolah itu ada masker untuk murid, hand sanitizer, tempat cuci tangan, termasuk thermogun, itu fasilitas yang harus ada,” jelasnya.
Disisi lain, masalah pembiasaan tidak kalah penting. Harus diterapkan. Apa saja kebiasaan itu antara lain, masker harus dipakai, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak 1,5 meter.
“Yang salam-salaman selama ini, sujud-sujudan dengan siapa saja, apalagi cipika cipiki jangan lagi. Itu yang kami tanamkan saat ini, sambil menunggu regulasi payung hukum tentang pelaksanaan belajar tatap muka,” ujarnya.
Terpisah, Gunawan ketua K3S Sungai Menang mengatakan dengan bakal segera dilaksanakannya penerap belajar tatap muka sangat mendukung.
“Kita siap menerapkan pembelajaran tatap muka, sesuai protokol kesehatan,” ujarnya.
Ahmad ketua K3S Kayuagung mengungkapkan, kondisi orang tua resah akibat pembelajaran daring, luring.
“Rata-rata mereka menyerahkan langsung ke sekolah karena ada kerja lain. Akibatnya, mereka terpaksa membimbing anaknya,” ungkapnya.
Lanjutnya, untuk sekolah nantinya harus sesuai prosedur Covid-19, 18 siswa per kelas/rombel. Sekolah harus menyiapkan handytiser cuci tangan dan masker.
“Menerapkan kebiasaan baru tanpa salaman, jaga jarak satu setengah meter dan nantinya sekolah yang ditunjuk pilot projek tatap muka harus siap. Dan daerah tersebut diminta yang zona hijau,” pungkasnya. *