MUARADUA, metro7.co.id – Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda OKU Selatan Joni Rafles mengikuti secara virtual Peluncuran Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR) di The Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Selasa (19/4).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebutkan 3,2 persen kalangan pelajar dan mahasiswa di Indonesia menggunakan Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA). Hal itu disebutkan Muhadjir berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) 2019.

“Selain itu diketahui 3,2 persen kalangan pelajar dan mahasiswa di Indonesia menggunakan NAPZA. Ini data dari BNN 2019,” kata Muhadjir dalam acara Peluncuran Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR).

Muhadjir juga menjelaskan terkait permasalahan kesehatan dan gizi anak-anak di Indonesia.

Dia menyebutkan 32,0 persen anak usia sekolah dan remaja mengalami anemia, sedangkan sebanyak 58,3 persen anak mengalami aktivitas kurang dan pola makan yang tidak sehat.

“Anak usia sekolah dan remaja kita itu 41 persen. Anemia 32,0 persen, aktivitas kurang dan pola makan yang tidak sehat 58,3 persen,” jelas Muhadjir.

Satu dari 10 pemuda usia 15-24 tahun memiliki gangguan mental emosional, dan obesitas umur 7-12 sebanyak 12 persen. Ini berdasarkan data dari Riskesdas 2018,” sambungnya.

Muhadjir membeberkan, berbagai kompleksitas masalah anak usia sekolah dan remaja memerlukan penanganan yang komprehensif. Penanganan itu, sebut Muhadjir, harus dilakukan baik dari pemerintah maupun masyarakat.

“Berbagai kompleksitas masalah anak usia sekolah dan remaja tersebut memerlukan penanganan yang komprehensif dari pemerintah dan seluruh kekuatan lembaga swadaya masyarakat, kekuatan masyarakat madani dan semua pihak yang merasa ikut bertanggung jawab atas masa depan bangsa Indonesia ini,” tutur Muhadjir.

Lebih lanjut, ia berharap semua lembaga saling bergandeng tangan bekerja menangani permasalahan yang dialami oleh anak usia sekolah dan remaja di Indonesia.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap kepada seluruh pimpinan daerah dan juga kementerian terkait dan tentu saja lembaga-lembaga pendidikan, lembaga-lembaga layanan sosial yang berkaitan dengan remaja dan usia sekolah ini bisa betul-betul saling bergandeng tangan bekerja dengan penuh konsen.

“Penuh kesungguhan agar cita-cita untuk membawa remaja kita yang kelak pada akhirnya akan memimpin bangsa Indonesia ini akan betul-betul berhasil seperti yang kita harapkan bersama,” ungkapnya.