NIAS BARAT, metro7.co.id – Sangat disayangkan Nasib Rumah Sakit Pratama Nias Barat atas terputusnya secara permanen hubungan Listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) karena melalaikan pembayaran rekening, Rabu (11/11/2020).

Rumah Sakit Pratama Nias Barat mengalami kegagalan dalam pembayaran rekening listrik sehingga PLN bertindak tegas untuk memutuskan hubungan aliran listrik menuju RS Pratama Nias Barat. Untuk itu, Pemda Nias Barat di minta agar bertanggung jawab atas kejadian pemutusan aliran listrik di RS Pratama.

Eferman Halawa Selaku PPK (pejabat pembuat komitmen) pada pembangunan Rumah Sakit tersebut mengatakan, pihaknya membenarkan bahwa PLN Cabang Nias Barat telah memutuskan hubungan listrik Negara di rumah sakit Pratama akibat tidak di bayar rekening listrik selama tiga bulan sebesar kurang lebih Rp 20 juta rupiah.

“Hal ini telah kami coba usulkan di PAPBD Nias Barat dan mudah-mudahan dapat terealisasi serta secaptnya kita urus baru lagi,” katanya.

Ketika awak media menanyakan kapan waktu diurus, maka pihaknya tidak bisa memberikan kepastian, malahan menyatakan PLN tidak sabar dan sulit di ajak kerjasama.

Menejer PLN Cabang Nias Barat Andreas Frans Heldiansyah Siahaan, membenarkan bahwa pihak PLN Nias Barat telah memutuskan sambungan listrik negara di Rumah Sakit Pratama Nias Barat karena Sudah 3 bulan berturut-turut bahkan lebih belum di bayar. Tunggakan rekening listrik RS Pratama Nias Barat kurang lebih Rp 20 juta rupiah. “Sebelum jatuh tempo pembayaran rekening listrik, kami pihak PLN selalu mengingatkan,” ujarnya.

Lanjutnya, membuat surat perjanjian akan melunasi tunggakan rekening listrik tersebut, dan ketika waktu yang sudah di sepakati. Pada surat perjanjian yang telah di buat tidak kunjung di bayar. “Maka dengan berat hati pihak kami (PLN) terpaksa memutuskan aliran listrik secara permanen di gedung Rumah Sakit Pratama tersebut,” tuturnya.

Ketika ditanya tentang tuduhan dari pihak Dinas Kesehatan yang mengatakan pihak PLN tidak sabar dan tidak bisa di ajak kerjasama, maka Manager PLN Nias Barat menjelaskan, pihaknya sudah cukup sabar. “Tentu kami di PLN ada SOP dalam menjalankan pekerjaan,”katanya.

Kemudian ketika ditanya berapa biaya dalam pengurusan balik?, ia mengatakan kalau mengurus baru dengan daya yang sama maka biayanya kurang lebih Rp 110 juta rupiah,” tegasnya.

Tokoh masyarakat Nias Barat PG mengatakan sangat terkejut atas kejadian ini, dimana Pemerintah Daerah tidak mungkin tidak ada uang. “Wah kok bisa bisanya ada kejadian seperti itu, bukankah Pemerintah daerah Nias Barat punya uang?. Padahal menurut informasi yang kami dapatkan bahwa Rumah Sakit Pratama Nias Barat ini akan diaktifkan tahun ini. Saya berharap agar pemerintah daerah secepatnya menyelesaikan masalah ini,” harapnya.

Salah seorang masyarakat setempat berinisial BD mengatakan, sungguh sangat memalukan atas pemutusan aliran arus listrik di RS Pratama ini, bagaimana Pemda bisa mensejahterakan masyarakat sementara hal sepele seperti ini tidak bisa diselesaikan. *