Warga Kisaran Tak Terima Ibunya Dinyatakan Covid-19
ASAHAN, metro7.co.id – Salah satu pasien yang baru masuk ke RSUD HAMS Kisaran, Salniar (64), warga Jalan Merpati, Lingkungan II, Kecamatan Kisaran Timur, Asahan, dinyatakan positif Covid-19 oleh Petugas Medis RSUD HAMS Kisaran, Rabu (25/8/2021) sekira pukul 11.30 WIB.
Merasa keberatan atas diagnosa Petugas Medis di RSUD HAMS, anak perempuan Salniar, Sri (45) warga Kecamatan Meranti dan Wanti (43), warga Keurahan Gambir Baru membawa pulang ibu mereka kembali ke rumah.
Keterangan yang disampaikan oleh Sri kepada awak media Metro7.CO.ID, bahwa ibunya, Salniar telah lama menderita sakit demam, sesak nafas dan lemas. Lalu mereka bermaksud berobat ke RSU H Abdul Manan Simatupang (HAMS) Kisaran, Asahan.
“Baru diperiksa oleh petugas kesehatan, ibuku langsung dibilang kena Covid, Bang. Kan aneh,” ujarnya.
Keberatan atas diagnosa petugas kesehatan di RSUD HAMS, anak perempuan Salniar tersebut meminta keterangan hasil pemeriksaan tersebut kepada petugas medis.
“Tadi dr Teja yang bilang ibuku kena Covid. Trus pas kuminta hasil pemeriksaan Swab ibuku, mereka (petugas medis) tidak mau memberikan,” ungkapnya.
“Alasannya, hasil swab tidak boleh di berikan kepada orang lain, walau keluarga pasien juga gak boleh. Hasil pemeriksaan itu untuk dokumen,” lanjutnya.
Katanya, setelah sempat terjadi perdebatan, akhirnya Sri dan Wanti dibawa ke ruang laboratorium oleh petugas medis. Dan di ruangan itu, petugas mengambil diduga alat swab test dari tempat sampah dan menunjukkan benda tersebut kepada Sri.
“Kami yang terus mendampingi ibu kami, dari awal ditangani petugas medis sampai keluar diganosa ibuku positif Covid. Tak ada kuliat ibu dites Swab sama petugas medis. Ntah dari mana mereka bisa bilang ibuku positif Covid,” tukasnya.
Senada dengan Sri, anak perempuan Salniar yang turut ke rumah sakit tersebut, Wanti juga mengatakan bahwa ibu mereka tidak ada dilakukan pemeriksaan Swab. “Trus langsung divonis positif covid,” katanya.
Dilanjutkannya, tak berapa lama kemudian, ibunya dibawa petugas medis ke ruangan rontgen. Usai di rontgen, mereka masih menunggu hasil rontgen.
Beberapa lama kemudian, dari keterangan dokter jaga Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD HAMS, dr Teja mengatakan bahwa Salniar mengalami paru-paru kotor.
“dr Teja bilang ibuku menderita paru-paru kotor,” kata Sri.
Walaupun begitu, Sri tetap merasa keberatan melanjutkan pengobatan ibunya di RSUD HAMS, Sri dan Wanti langsung membawa ibu mereka pulang ke rumah.
Sementara, dokter jaga UGD RSUD HAMS, dr Teja saat dikonfirmasi oleh awak media mengatakan, bahwa Salniar mengalami paru-paru kotor.
“Dari hasil foto rontgen, pasien (Salniar) mengalami paru-paru kotor, Kalau gambar paru-parunya terang berarti paru-paru kotor, kalau gelap berati bersih,” terang dr Teja tanpa menyinggung pernyataan positif Covid-19 terhadap pasien Salniar.[]