LABUHANBATU, metro7.co.id – Pemkab Labuhanbatu melalui Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Program KBPP PIlihan – Jhpiego menggelar rapat tentang kesehatan ibu melahirkan, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA) di laksanakan pada ruang pertemuan Hotel Platinum, Rabu (20/4).

Berdasarkan surat keputusan Bupati Labuhanbatu, Kepala Dinas Kesehatan Labuhanbatu, Kamal Ilham menjelaskan, bahwa bidang peningkatan kualitas layanan KIBBLA merupakan bagian dari Tim Pelaksana KIBBLA kini baru saja dibentuk.

Sedangkan tim baru terbentuk merupakan amanah dari Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu nomor 9 Tahun 2019 tentang KIBBLA.

Sesuai tugasnya adalah memastikan Perda dapat diimplementasikan secara lebih baik, demikian disampaikan oleh Kepala Dinas saat membuka kegiatan secara resmi.

Penanggungjawab Program KBPP Pilihan – Jhpiego, Syafrimet Azis, menyebutkan, untuk pertemuan ini sebagai langkah awal untuk mendorong upaya yang lebih sistematis dalam penyelamatan Kesehatan Ibu dan Anak.

Menurutnya, KBPP merupakan salah satu pilihan yang harus dilakukan untuk menekan angka kematian Ibu melahirkan. Seperti diketahui, Tahun 2021, AKI AKB Kabupaten Labuhanbatu cukup tinggi dan ikut berkontribusi pada AKIB AKB Provinsi Sumatera Utara yang secara Nasional juga tinggi.

Dalam hal tersebut, dengan mendorong implementasi Perda KIBBLA, maka segala upaya penurunan AKI AKB termasuk peningkatan cakupan KBPP dapat dikomunikasikan secara lebih terbuka di Tim Pelaksana KIBBLA.

Selaku narasumber diantaranya, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Pemkab Labuhanbatu, Friska Simanjuntak menyampaikan, untuk materi tentang pentingnya KBPP sebagai bagian dari Kebijakan Kesehatan untuk Penurunan AKI /AKB.

Disebutkan, untuk Tahun 2023 Dinas Kesehatan memberikan ruang lebih besar untuk program penguatan KBPP, mengingat target cakupan KBPP Labuhanbatu, masih rendah, berada di angka 32 persen sementara target Nasional Tahun 2024 adalah 70 persen.

“Iya, jadi dalam pertemuan Tim Pelaksana KIBBLA ke depan, maka upaya penurunan AKI AKB dan peningkatan cakupan KBPP dapat dikawal oleh semua pihak,” ujarnya.

Narasumber lainnya, dr Sugiono yang merupakan ketua Tim Pelatih KBPP Labuhanbatu, dalam pemaparan bahwa pelatihan KBPP merupakan instrument penting untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan Ibu melahirkan. Kita sudah melatih lebih kurang 30 orang tenaga bidan dari Puskesmas sejak tahun 2018 yang lalu.

Sesuai harapan, Dinas kesehatan dapat mendorong kegiatan-kegiatan di Puskesmas dan fasilitas yang telah dilatih untuk sharing knowledge dan keahlian di fasilitas masing-masing. Agar ilmu yang didapat oleh tenaga kesehatan terlatih itu bisa terbagi ke semua tim terutama di fasilitas mereka sendiri.

“Jadi, dapat berbagi, bisa dilakukan melalui Drill maupun On the Job Training,” sebut Sugiono.

Menurut dr H Edison Stephen, Ketua IDI Cabang Labuhanbatu, diskusi seperti ini yang sangat diharapkan bisa dilakukan secara rutin dan terstruktur, agar persoalan bisa dipecahkan bersama. Karena persoalan tersebut, tidak hanya menjadi tanggungjwab orang-orang di bidang Kesehatan.

“Kita harus melibatkan pihak lain yang juga ikut bertanggungjawab menurunkan AKI AKB ini,” katanya

Senada, Ketua IBI Labuhanbatu, Hj.Ernawati Kamal yang juga mendorong fasilitas kesehatan terutama milik pemerintah juga senantiasa memperbaki pelayanan agar dapat bersaing dengan fasilitas swasta.

Maka demikian, banyak pernyataan, masukan dan pertanyaan penting yang disampaikan peserta kepada narasumber maupun fasilitator.

Terlihat fasilitator memindahkan berbagai statement peserta dituangkan ke buku notulen dan ditempelkan di dinding ruangan, hingga catatan-catatan dikertas yang akan di formulasikan menjadi rekomendasi pertemuan.

Dalam kegiatan acara turut hadir yakni, Tim Dinas Kesehatan, Dinas P2KB, Kepala Puskesmas Kota, Gunung Selamat, Perlayuan, Linggatiga dan Sigambal. Sementara dari pihak Rumah sakit hadir dari RSUD Rantauprapat, RSU Elpi Al Azis, kemudian Klinik Hj. Nani, IDI dan IBI Labuhanbatu serta