NIAS BARAT, metro7.co.id – Akibat hujan deras dan angin, aktifitas petani khusus penyadap karet di Kecamatan Ulu Moro’o Nias Barat jadi terhalang, Senin (05/10/2020).

Awal pekan pertama bulan Oktober diwarnai dengan hujan deras bersama angin yang hampir merata di Nias Barat membuat masyarakat tani takut berangkat ke kebun masing masing.

Dengan adanya musim hujan maka petani yang bekerja sebagai menyadap karet jadi terhalang dan tidak bisa menderes sambil mengambil getah karet.

Matapencaharian untuk memenuhi kebutuhan sehari hari petani adalah menderes serta mengumpulin getah karet dan setelah di kumpulin getahnya baru di jual. Jika musim hujan, masyarakat tani begitu terjerit hatinya karena tidak bisa beraktifitas untuk menyadap karet, apa lagi dengan harga karet yang saat ini masih anjlok.

Walaupun diwarnai dengan musim hujan, masyarakat tani tetap bersyukur sebab saat musim hujan dan kemarau sama sama memiliki hikmah.

“Kami sebagai petani merasa letih jika musim hujan karena kami tidak bisa menyadap karet. Kami sebagai petani hanya berharap dari penghasilan kami saat menyadap dan mengumpulin getah karet karena cuman itu yang menjadi satu satunya sumber untuk memenuhi kebutuhan di keluarga,” ucap salah seorang petani karet, Maniati Gulo.

Biarpun musim hujan dan kemarau selalu disyukurinya dan berterimakasih kepada tuhan.

“Jika kami tidak menyadap dan mengumpulin getah karet yang akan kami jual, maka sumber penghasilan kami tidak bisa memenuhi kebutuhan di keluarga masing masing. Walaupun ada kebun lain namun tidak menjamin untuk bisa menjadi pokok penghasilan kami. Kami masyarakat petani selalu berusaha dan bekerja tanpa mengenal lelah demi keluarga. Bagi kami sebagai petani, hidup ini adalah pemberian Tuhan,” tuturnya.

Sesuai dengan pantauan awak media bahwa sumber penghasilan utama warga di Kecamatan Ulu Moro’o adalah penghasilan dari kebun Karet. ***