SIANTAR, metro7.co.id – Puluhan pedang yang berjualan di Pasar Horas Jaya Kota Pematang Siatar, Rabu (1/9/2021) gelar aksi jemur pagi.

Kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh organisasi DPD P4 B Siantar – Simalungun yang diketahui oleh Nobel Marpaung yang diikuti oleh berkisar 50 orang pedagang yang berjualan di Kawasan Pajak Horas.

Sementara itu, Jhon Sitio selaku pimpinan aksi saat diwawancarai wartawan, Rabu siang tepatnya di kawasan Pasar Horas Jaya, Gedung II lantai I menyebut kegiatan tersebut diawali dengan berjemur.

“Tadi kita dengan mematuhi Protokol Kesehatan kita lakukan kegiatan aksi berjemur di Jalan Sutomo dari Jam 10.00 WIB,” ujar Jhon Sitio.

Ditambahkan Jhon Sitio, dalam aksi berjemur pagi tersebut pihaknya juga turut ikut menyampaikan beberapa keluhan selama diterpakan PPKM Level IV di Kota Pematang Siatar.

Adapun beberapa keluhan ataupun tuntutan mereka yakni, Meminta pihak Pemko Siantar untuk memberikan kelonggaran akses Jalan Khusus Angkutan Kota (Angkot) dan Pengendara roda dua agar bisa melintas di kawasan Pajak Horas.

“Itupun pelonggaran tersebut harus dilakukan dengan persyaratan, pelonggaran akses jalan tersebut dilakukan dengan jam-jam tertentu. Contohnya dari Jam 07.00-09:00 pagi, di buka selanjutnya, dari 16.00-18.00 sore,” kata Jhon.

Kemudian tuntutan selanjutnya, tepatnya pada Kamis lalu pihak pedagang Pajak Horas melakukan audiensi dengan walikota Siantar. Hasil audensi tersebut dalam waktu dekat pihak Pemko Siantar berjanji untuk memberikan bantuan kepada para pedagang.

Sementara itu kata Jhon Sitio hingga Rabu (1/9/2021) janji pihak Pemko Siantar tersebut untuk memberikan bantuan tak kunjung terealisasi. ” Apakah memang itu akan diturunkan atau belum dimusyawarahkan di sana,” tegas Jhon.

Ditegaskan Jhon dalam aksi tersebut pihaknya dan para pedagang ikut turut mengibarkan bendera Merah Putih yang artinya para pedagang yang bersusah payah berjualan di Pajak Horas merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pada para pedagang berhak mendapatkan jaminan untuk melangsungkan hidup.

Sementara itu, Ejon O Siahaan menyebut kegiatan aksi tersebut merupakan aksi spontanitas.

Aksi tersebut didasari, dimana Walikota Pematang Siantar H Hefriansyah Noor dinilai tidak mengakomodir keluhan keluhan dari para pedagang yang berjualan di Pajak Horas saat ber audensi beberapa waktu lalu.

Ditambahkan Ejon O Siahaan, aksi ini akan berkelanjutan nantinya melihat di tanggal 6 September mendatang melihat, ini berupa sinyal yang akan kita berikan kepada walikota Siantar agar beliau bisa melihat dan mendengar keluhan kita.

Sementara itu menurut pantauan wartawan, Rabu pagi sekira pukul 10.00 WIB waktu setempat, di sana terlihat puluhan pedagang Pasar Horas Kota Siantar yang tergabung didalam Organisai Pelindung Persaudaraan Pedagang Pasar Bersatu (P4B) turun ke jalan Merdeka, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Siantar Barat.

Selain menyampaikan protes keras terhadap Pemerintah Kota, mereka juga membentangkan belasan spanduk.

Mereka mendesak agar pemerintah juga tidak membatasi akses keluar masuk angkot sebagai sarana pengunjung Pasar Horas. Karena menurut mereka, selama ini Pasar Dwikora yang terletak di Parluasan masih bebas beroperasi tanpa dibatasi atau dilakukan penyekatan.

Pantauan dilokasi, selain puluhan pedagang, beberapa personel kepolisan Polres Siantar tampak berdiskusi dengan pedagang. Tak hanya itu, personel yang terdiri dari Tim Intelkam juga tampak mencoba merayu agar unras tersebut tak sampai membuat kerumunan.

Terpisah Jamat Butarbutar (40) yang merupakan salah seorang pedagang sayur turut menyampaikan keluhannya. Kepada wartawan, dia bersama rekan rekannya mengaku selama massa PPKM berlangsung di Siantar. Pihaknya harus siap merugi besar besaran, itu kata dia terjadi akibat dagangannya yang tak laku.

“Kalau sudah kek gini, apa gunanya kami berjualan. Kalau memang mau ditutup, tutup lah kami ini, jangan pula nggak merata. Di Siantar ini masih banyak yang dibebaskan buka dan nggak disekat. Ramayana dan lainnya itu, mereka buka koq,” ujar pedagang berambut gondrong itu.

Sementara, masih pantauan dilokasi, massa satu persatu berangsur membubarkan diri. Pembubaran tersebut terjadi setelah pihak Tim Intelkam Polres Siantar berusaha membujuk mereka agar jumlah massa tak bertambah dan tidak sampai menimbulkan kerumunan lebih besar. ***