NIAS BARAT, metro7.co.id – Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Nias Barat telah menerima laporan masyarakat dengan inisial CAB terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan inisial FG dan YH.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Bawaslu Nias Barat melalui temu pers di Kantor Bawaslu, Selasa (22/09/2020).

Ketua Bawaslu Nias Barat Yulianus Gulo, memaparkan kepada sejumlah wartawan bahwa Bawaslu Nias Barat telah menerima laporan masyarakat dengan inisial CAB terhadap dugaan ketidak netralitas ASN yang berinisial FG dan YH. Keduanya diduga telah menfasilitasi dan melibatkan paslon ELMAR pada kegiatan Pemerintah Kabupaten Nias Barat pada panen jagung yang diundang oleh Sekda Nias Barat.

“Laporan masyarakat ini kami terima pada tanggal 20/09/2020 Pukul 15:05 WIB,” paparnya.

Kemudian, Senin (21/09/2020) oleh Bawaslu telah memanggil pelapor inisial CAB dan beberapa saksi dari kelompok tani pembaharuan guna mengambil keterangan untuk kelengkapan dokumen pada laporan ini, dan mereka telah hadir dan memberikan keterangannya.

“Jadi laporan ini sesuai pengkajian dan verifikasi kami Bawaslu, maka laporan ini telah memenuhi unsur dan akan kita proses selama lima hari,” jelasnya.

Lebih lanjut Ketua Bawaslu Nias Barat Yulianus Gulo menegaskan bahwa laporan ini sesuai penelitian dan klarivikasi berkas, maka pihaknya melalui rapat pleno memutuskan bahwa laporan ini telah memenuhi unsur formil maupun matril dengan nomor regis 001/LP/PP/KAB/02.32/9/2020, dengan berpedoman pada regulasi yang ada, yakni UU No.10 Tahun 2016, Peraturan Bawaslu No.14 Tahun 2017 dan ketentuan Perundang undangan lainnya yang melanggar netralitas ASN.

Pelapor inisial CAB menyampaikan kepada wartawan bahwa benar dirinya telah melaporkan masalah ini kepada bawaslu Nias Barat. “Senin tadi saya telah diambil keterangan oleh bawaslu. Laporan saya ialah dugaan ketidak netralitas ASN yang pada pilkada Nias Barat,” tuturnya.

Dari pemaparan CAB (masyarakat yang melapor) oknum ASN yang diduga merusak sistem demokrasi di Nias Barat ini berharap supaya menjadi bahan pembelajaran bagi yang lain.

“Ini sejatinya adalah untuk menyelamatkan demokrasi di Nias Barat yang kita cintai ini,” tegasnya. ***