Penjelasan Terkait Ambruknya Jembatan Eho
NIASSELATAN, metro7.co.id – Ambruknya Jembatan Nasional Sungai Eho atau sering disebut Jembatan Titik Gantung yang berada di Desa Sifaoroasi Kecamatan Amandraya Kabupaten Nias Selatan (Nisel) beberapa waktu lalu, hingga saat ini masih belum rampung jembatan daruratnya.
PPK 36 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jalan dan Jembatan wilayah Teluk dalam – Lolowa’u, Parsaoran Samosir mengatakan hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya covid-19. Apalagi dengan adanya Surat Edaran Gubernur Sumatera Utara beberapa waktu lalu, para tenaga teknis agak susah ke Nias. Berikutnya, terkait cuaca (Hujan) yang beberapa hari ini terus terjadi dan terakhir mengenai alat berat yang mestinya harus didatangkan dari Medan.
“Kita sudah buat jembatan darurat bagi penjalan kaki. Hanya saja akibat hujan deras beberapa hari ini yang disertai banjir, mengakibatkan beberapa bagian dari jembatan itu rusak,” ungkap Parsaoran kepada sejumlah awak media di Kantor PUPR Kabupaten Nisel.
“Hal ini kita berencana melakukan pengecoran pada pondasi jembatan darurat di sisi kiri jembatan saat ini. Akibat curah hujan yang tinggi dan stok semen di Nisel juga tidak ada beberapa hari ini, sehingga tidak dapat di lakukan pengecoran tersebut. Sekarang kita mau melakukan pengecoran pondasi tersebut, agar bisa kita pindahkan jembatan Bellinya, sehingga dapat di lalui roda empat,” katanya lagi.
Untuk mengerjakan jembatan itu menurutnya harus dilakukan secara teknis dan butuh beberapa tenaga teknis dalam mengerjakan jembatan darurat. Saat ini terangnya, sedang dalam perjalanan menuju ke Nias, karena sebelumnya mereka wajib menjalani swab dulu untuk sampai ke Nias.
“Selain itu usai dilakukan pengecoran pondasi darurat, maka harus ditunggu selama 21 hari lamanya baru bisa dipindahkan jembatan Bellinya, itu pun harus menggunakan alat berat seperti Crain. Di Nias Selatan kan tidak ada alat berat Crain, jadi mesti kita datangkan dari Medan,” tutur Parsaoran.
Selanjutnya terkait penanganan jembatan tersebut, bahwa hal itu dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui BBPJN wilayah II Medan, Pemkab Nisel adalah sebagai pemilik wilayah, dalam pelaksanaannya memiliki jalin kordinasi dalam mendukung pembanguan jembatan tersebut.
Sementara Kepala Dinas PUPR Kabupaten Nias Selatan Erwinus Laia, menjelaskan bahwa tidak semua ruas jalan yang ada di wilayah Kabupaten Nisel itu dikerjakan oleh Pemkab Nisel. “Perlu kita ketahui bahwa ada tiga ruas jalan yang ada di Nisel yakni, Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Kabupaten termasuk Jembatan Eho tersebut, itu termasuk ruas jalan nasional makanya kita terus dorong Kementerian melalui PPK 36 untuk mengerjakan jembatan itu,” ucapnya.
“Selanjutnya kita meminta kepada PPK 36 BBPJN jalan dan jembatan di wilayah Teluk dalam – Lolowa’u agar dapat membangun Baskem untuk tempat alat-alat berat di Nias atau di Nisel, agar kedepan bila terjadi hal-hal seperti ini dapat di manfaatkan dan sangat terbantu, sehingga tidak kita datangkan lagi dari luar Nias,” pungkasnya.***