TANJUNGBALAI, metro7.co.id – Kwe Mie menjadi salah satu kuliner pilihan sarapan bagi warga Tionghoa di Kota Tanjungbalai.

Kwe Mie merupakan makanan khas Kota Bagan Siapi – api. dalam seporsi Kwe Mie terdiri dari mie yang terbuat dari sagu dan tepung terigu, bawang putih yang sebelumnya sudah dihaluskan, bakso ikan, daging, serta udang. Karena terbuat dari sagu, Kwe Mie memiliki tekstur yang kenyal. Cita rasanya gurih dan khas aroma rempah-rempah.
Bagi warga Tionghoa yang berkunjung ke Kota Tanjungbalai, jangan lupa untuk singgah dan berkunjung ke Warkop Sentosa 888.

Berdiri sejak tahun 2009, Warkop Sentosa 888 yang terletak di Jalan Dr. Sutomo No. 08 Kelurahan Tanjungbalai Kota II, Kecamatan Tanjungbalai Selatan ini selalu laris manis karena rasanya yang mantab.

Pemilik Warkop Sentosa 888, Rudy / Antuan, mengatakan, Warungmya buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB.

“Warkop ini sudah buka sejak 2009, dulunya Jualannya di Jalan T. Umar Kota Tanjungbalai dan sekarang telah berpindah ke Jalan Dr. Sutomo. Mulai buka itu jam 07.00 sampai jam 19.00. Biasa ramainya itu hari sabtu dan minggu,” kata Rudy / Antuan kepada Wartawan, Selasa (18/10).

Di warkopnya ada banyak menu pilihan, mulai Nasi Goreng, Mie Goreng, Bihun Goreng, Kwe Tiau Goreng, Ang Mie bagan, dan Kwe Mie.

Ia menjelaskan, untuk harga per menu di Warkop Sentosa 888 masih terbilang standar dan ramah di kantong.

“Untuk harga itu Rp 17 ribu. Kadang ada juga pelanggan minta tambahan, seperti tambahan daging itu harganya Rp 20 ribu,” ucapnya.

Lebih lanjut, Rudy / Antuan mengungkapkan semenjak Covid-19 melanda, jarang pengunjung yang makan di tempat.

“Semenjak corona kebanyakan yang beli bungkus, banyak juga yang pesan melalui ojek online. Dua tahun inilah banyak orang pesan melalui ojek online,” pungkas Rudy / Atuan.

Salah seorang pelanggan, Jhones (30) menyebut dirinya sudah lama menjadi pelanggan di Warkop Sentosa 888.

“Rasanya seperti Nostalgia saat memakan Kwe Mie disini, tidak perlu untuk pulang ke kampung halaman untuk menikmati makanan khas bagan siapi api , karena saya telah lama merantau disini,” ungkapnya. *