Bupati Tapsel Ingatkan Bahaya Gawai
TAPANULI SELATAN, metro7.co.id – Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu menyampaikan, tantangan ke depan bagi anak muda atau generasi penerus di zaman teknologi dan informasi saat ini, sangat besar. Belum lagi, anak-anak muda saat ini masih disibukkan dengan gadget (gawai), hingga menghabiskan waktu.
“Dunia gawai itu seperti pisau bermata dua. Bisa bermakna positif; menambah jejaring, menambah teman, menambah koneksi, peluang bisnis. Sisi negatifnya, ketika hiburan yang begitu kompleks sehingga membuat semakin terlena, waktu habis, uang habis, gara-gara hiburan di dunia teknologi informasi,” ujar Bupati di sela Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H DP MUI Tapsel bersama kader Remaja Masjid MUI di Balerong Poken, Desa Huraba, Kecamatan Angkola Timur, Jumat (5/11/2021) malam.
Dolly menyoroti tentang adanya iklan-iklan yang terkadang muncul saat sedang bermain gawai, yang isi iklannya sangat jauh dari budaya orang Indonesia khususnya umat Muslim karena cenderung menampilkan video atau foto tak pantas. Iklan-iklan dewasa itu, tak bisa tersaring lagi karena menyasar setiap pengguna gawai termasuk anak muda.
“Jika kita sebagai orangtua tak memperhatikan adik-adik kami remaja bahkan anak-anak, itu sangat menghancurkan pemikiran kita, tingkah laku kita, bahkan ke depan masa depan anak-anak kita,” kata Dolly penuh kekhawatiran.
Untuk itu Dolly mengimbau para anak muda khususnya kader Remaja Masjid MUI agar berkonsultasi dengan guru atau tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan tentang bagaimana membentengi diri terhadap hal ini, karena tantangan informasi yang kian berkembang. Saat ini, anak-anak balita bahkan sudah jauh lebih mengerti bagaimana menggunakan gawai.
Belum lagi di sela proses belajar dalam jaringan (Daring) beberapa waktu lalu karena Covid-19 yang mengharuskan siswa belajar dari rumah melalui gawai. Akibatnya, mau tidak mau, anak-anak harus menggunakan gawai.
Dalam kesempatan itu Dolly Pasaribu berpesan kepada semua pihak untuk lebih peduli kepada anak-anak dan di lingkungan masing-masing. “Jika masyarakat tidak dibimbing, dikhawatirkan mereka akan mencari tahu dan mencoba-coba yang cenderung bisa melanggar aturan maupun norma-norma agama,” ujarnya.[]