TAPANULI Selatan, metro7.co.id -Dengan menggandeng Bank Indonesia (BI), Sihar Sitorus, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan menggelar diskusi publik terkait implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menuju transaksi non tunai kepada masyarakat Tapanuli Selatan (Tapsel), Jumat (5/5/2023) siang.

Sihar Sitorus, menggelar sosialisasi QRIS bersama BI ke masyarakat Kabupaten Tapsel tersebut di Gedung H Adam Malik di Kota Padang Sidempuan. Pihak panitia mengambil secara acak peserta yang ikut serta dalam diskusi ini dari beberapa kelurahan dan desa yang ada di Kabupaten Tapsel.

Total, ada ratusan peserta yang hadir pada diskusi ini. Para peserta, tampak begitu semangat dalam mengikuti acara tersebut. Acara juga berlangsung interaktif dengan adanya sesi tanya jawab dari peserta ke narasumber dari BI.

Sebelumnya, Kegiatan itu berlangsung secara maraton sejak 2 hingga 4 Mei 2023. Mulai dari Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Padang Sidempuan, dan berakhir bagi masyarakat Tapsel. Diskusi publik ini sendiri, bertujuan untuk mempercepat penggunaan QRIS pada UMKM dan pelaku pariwisata di daerah menuju masyarakat non tunai.

Dalam sambutannya, Sihar menyampaikan terkait kemudahan transaksi dengan QRIS. Di mana, para pelaku usaha/pariwisata pasti akan sangat terbantu dengan adanya metode QRIS ini. Transaksi dengan QRIS ini juga, kata Sihar, bisa terjadi secara real time. Sehingga, sangat memudahkan masyarakat dan pengusaha kecil dalam bertransaksi.

“Para pengusaha juga tidak perlu repot-repot menyiapkan uang kembalian tiap ada pembelian. Jadi semuanya serba praktis dan cepat,” ungkap Sihar.

Lebih jauh Sihar menjelaskan, dengan menggunakan metode QRIS, semua transaksi otomatis telah tercatat. Dengan demikian, para pelaku usaha kecil tidak perlu repot-repot lagi melakukan pencatatan penjualan.

Mengingat banyaknya keuntungan penggunaan QRIS bagi pelaku usaha kecil, Sihar berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi penggunaannya ke masyarakat dengan menggandeng BI selaku otoritas yang menginisiasi metode tersebut.

Sihar memaparkan, adapun keuntungan-para pelaku usaha kecil menggunakan QRIS antara lain, mencegah kerugian akibat uang palsu dari pembeli. Kemudian, meningkatkan penjualan, meningkatkan branding usaha, praktis, dan tercatat.

“Sedangkan dari sisi masyarakat juga menguntungkan. Karena tidak perlu repot membawa banyak uang tunai. Mudah dalam proses transaksi serta terjamin keamanannya oleh otoritas terkait,” tutur Sihar.

Lanjut Sihar, saat ini masyarakat telah banyak menggunakan QRIS di perkotaan. Terutama di kota-kota besar. Sedangkan di wilayah non perkotaan penggunaannya masih minim. Sehingga, pihakanya menilai perlu adanya sosialisasi yang massif agar masyarakat bisa memanfaatkan QRIS hingga ke wilayah pelosok.

“Sosialisasi QRIS ini bukan hanya menjadi tugas Bank Indonesia saja. Namun perlu dukungan kita semua. Sehingga semua lapisan masyarakat bisa menikmati manfaatnya,” pungkas Sihar menutup. ***