BANGKA BELITUNG, metro7.co.id – Pedagang Pasar Kite, Sungailiat, Suherman, mengucapkan rasa syukurnya melihat kondisi pasar yang kini telah tertata rapi dan tertib.

Dalam wawancara, Rabu (10/1) siang, pedagang sayur-mayur itu mengucapkan terima kasi kepada Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan (Dinakerperindag) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka dan UPT Pasar Kite, yang telah menertibkan lapak-lapak liar di area parkir pasar setempat.

“Bagus sekarang ini, dan memang harus tertib kayak gini, karena sebelumnya kacau balau, pak. Bagi yang jualan di [lapak] dalam itu sudah sulit [pembeli] masuk ke dalam. Bagi pedagang yang di dalam, karena banyak yang dagang di [lapak] luar jadi gak banyak lagi yang masuk ke dalam, pak,” ucap Suherman yang berharap Pasar Kite ke depannya selalu tertib dan nyaman seperti saat ini.

Senada dengan Suherman, pedagang sembako bernama Atang yang memiliki kios di komplek pasar tersebut juga merasa bersyukur dengan pembenahan pasar saat ini.

“Bagus, pak. Menurut kita sekarang bukan tertib lagi, pak, tapi sudah bagus ini, bersih. Orang mau parkir juga enak. Bagi kita orang dagang juga senang, pak,” ucap Atang.

Tak lupa, Atang turut mengucapkan terima kasih kepada Kepala UPT Pasar Kite, Agung, yang sepekan terakhir telah bekerja keras melakukan penataan dan penertiban lapak-lapak liar yang kerap menghambat akses pengunjung untuk keluar-masuk pasar.

Ia berharap ketertiban dan kebersihan Pasar Kite saat ini tetap bisa dipertahankan, supaya pedagang dan pembeli dapat merasa nyaman saat berkunjung. “Iya, pak. Kasih jempol, deh, buat kerjanya pak Agung,” ucap Atang.

Sementara Agung selaku Kepala UPT Pasar Kite menjelaskan pihaknya telah mengedepankan upaya persuasif ke para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di area parkir sebelum dilakukan penataan dan penertiban.

“Sebelum dilakukan penataan ini, saya sudah mengimbau dahulu, agar mereka para PKL yang berjualan di lahan parkir supaya menempatkan kios-kiosnya. Kemudian pedagang-pedagang yang belum terkontrak kami minta menguruskan kontrak perdagangan ke UPT pasar, karena saat ini banyak sekali pedagang-pedagang yang belum terkontrak alias pedagang liar. Proses ini kami lakukan dengan cara sosialisasi serta pendekatan. Setelah dinyatakan mereka siap, sudah terkontrak, berarti kewajiban kami untuk melayani mereka (melakukan penataan-pen),” papar Agung.

Agung juga menjelaskan, selama pedagang tersebut terkontrak dengan pemerintah daerah, bahkan untuk skala PKL sekali pun, pihaknya akan selalu siap memberikan pelayanan terbaik.

“Selama mereka terkontrak, menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk memfasilitasi mereka berdagang. Kita lakukan pengaturan bongkar-pasang tanpa meninggalkan bangunan liar yang mengganggu aktivitas pasar lainnya. Mereka bisa berjualan di area parkir yang kita kasih untuk PKL, bahkan sampai pengaturan jam dagangnya, dari jam berapa sampai jam berapa. Untuk pasar kampung kita kasih sampai jam 11 siang atau jam 1 siang di hari Minggu. Jadi pengaturan itu kita atur skemanya atas dasar kesepakatan pedagangnya, karena saya selalu ajak pedagang untuk duduk bersama bermusyawarah, pak. Jadi saya tidak serta merta melakukannya atas keinginan sendiri,” imbuhnya.

Berkat pola komunikasi persuasif dengan tetap mengedepankan asas musyawarah itu, para pedagang pun, kata Agung, dapat menerima serta mematuhi setiap arahan yang dia berikan.

“Kita selalu undang pedagangnya dahulu, kita ajak sama-sama. Sampai kalau pun pedagang minta antar meja atau bangunan liarnya, kita bantu antarkan ke rumah mereka,” kata Agung.

Ke depan, dirinya pun berharap para pedagang tetap bisa menjaga ketertiban dan kenyamanan suasana Pasar Kite sebagaimana edukasi yang telah dia sampaikan.

“Saya berharap pedagang tetap menjalankan apa yang telah saya sosialisasikan. Karena saya pengen selamanya parkir seperti ini. Saya yakin pedagang pun demikian. Bahkan rencananya kalau sore ini tidak hujan, kita mau main futsal di sini, loh, pak,” ujarnya seraya tertawa.

Agung menambahkan, manfaat penataan dan penertiban area parkir ini pun kini bisa dirasakan oleh petugas kebersihan setempat.

“Kawan-kawan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bilang merasa lega, jadi tidak perlu lagi repot ngangkut sampai terlalu jauh, karena sekarang mobilitas truk sampah sudah bisa menjangkau seluruh area di Pasar Kite. Kalau dahulu masuk ke pasar kampung kan tidak bisa, sekarang dua truk aja bisa lewat,” tukasnya.