BBUNTOK, metro7.co.id – Idariani kembali terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) cabang Kabupaten Barito Selatan periode 2020-2024, pada Kongres Tahun 2020 yang digelar di Aula Hotel Lutfi, Kota Buntok, Kecamatan Dusun Selatan, Barsel, Rabu (28/10/2020).

Idariani terpilih untuk kedua kalinya sebagai ketua secara aklamasi oleh sebanyak 43 pemilik hak pilih dari seluruh Barsel.

Disampaikan Ida, dengan terpilihnya dirinya kembali sebagai ketua, kedepannya, langkah pertama yang akan diambil, adalah memperbaiki susunan keanggotaan kepengurusan organisasi. Langkah tersebut, diterangkannya, sebagai upaya untuk memperbaiki program PSSI Barsel kedepannya.

Sebab ia meyakini, dengan melibatkan lebih banyak para pemilik club dan para pelaku sepak bola dalam organisasi, maka akan lebih memudahkan untuk mendapatkan masukan kebutuhan apa saja yang harus dilaksanakan oleh PSSI demi memajukan persepakbolaan di daerah bersemboyan Dahani Dahanai Tuntung Tulus itu.

Dengan harapan, agar apa yang kurang baik pada kepemimpinannya di periode sebelumnya bisa diperbaiki dan mempertahankan apa yang dianggap sudah baik.

“Langkah pertama saya, adalah melibatkan para manager club dalam kepengurusan. Artinya, apa yang menjadi kritik mereka selama ini, bisa sama-sama kita benahi dan bisa sama-sama kita formulasikan di dalam,” terangnya.

“Agar apa yang mereka anggap kurang itu, kita sempurnakan dan para pemainnya kita masukan kedalam pengurus supaya bisa bersinergi dengan baik,” imbuh Ida lagi.

Pengambil langkah tersebut harus dilakukan, diakui oleh Ida, pasalnya ia menyadari bahwa dirinya memiliki kekurangan karena bukanlah orang yang ahli dalam dunia olahraga bola sepak itu.

“Kekurangan saya, salah satunya adalah saya bukan pemain bola, saya bukan orang penguasa teknik lapangannya. Sehingga saya harus menempatkan orang-orang yang ahli dalam posisi strategis, agar nanti program kita bisa berjalan dan sinergis,” jelas wanita berhijab ini.

Sementara itu, guna mengejar percepatan peningkatan pembangunan dan prestasi persepakbolaan di Barsel sendiri, Idariani berjanji akan lebih meningkatkan program pembinaan usia dini, dengan cara memperbanyak turnamen-turnamen untuk kelompok usia dan juga mewajibkan setiap club profesional di Barsel untuk selalu melibatkan pemain kelompok usia kedalam tim mereka dalam kompetisi.

Selain itu, katanya lagi, guna menciptakan pemain-pemain yang profesional dan mumpuni, PSSI Barsel juga akan berupaya untuk membangun sebuah Sekolah Sepak Bola (SSB) dibawah naungan organisasi mereka.

Hal itu, diakuinya sejalan dengan program PSSI pusat dan PSSI Provinsi Kalimantan Tengah yang menginginkan peningkatan kualitas mulai dari usia muda.

“Untuk kedepannya, kita akan lebih memfokuskan pembinaan kepada generasi muda dan usia dini. Contohnya walaupun kita melakukan open turnamen seperti Bupati Cup, untuk aturan kita masukan setidaknya usia 15, 17 dan 23 itu, bisa masuk sekian persen dari pemain itu sendiri,” contohkan Ida.

“PSSI akan memprogramkan memiliki SSB yang berada langsung dibawah naungan PSSI, pemain-pemain terbaik dari setiap SSB itu nanti akan kita bina, sehingga itu nanti yang akan menjadi pemain Barsel junior,” pungkasnya.