Oleh : Jihadudin Akbar (Pengajar)

PERSOALAN Pendidikan adalah persoalan moral dan perilaku. Oleh karena itu, mengampu pendidikan adalah tugas orang-orang yang bermoral. Namun, definisi orang bermoral masih terlalu kabur untuk dibicarakan, akan tetapi bukan juga hal tabu. Pembicaraan mengenai moral bukan hal yang sulit untuk dibicarakan sebenarnya. Maka, hal inilah yang membuat definisi moral menjadi kabur, kondisi riil di lapangan mengungkapkan bahwa moral adalah hal yang bersifat personal di satu sisi, tetapi di sisi lain juga kolektif. Moral kolektif atau sering dikenal dengan norma yang disetujui bersama oleh anggota masyarakat.

Jika mengacu pada ide tersebut, maka pada setiap kelompok masyarakat definisi moral tentu berbeda. Moral pada kelompok masyarakat A boleh jadi berbeda dengan modal pada kelompok masyarakat B, begitu juga mengenai pandangan pada suatu hal. Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu pesoalan pendidikan bukan hal utama yang harus dipenuhi, pandangan ini memengaruhi cara hidup kelompok masyarakat tersebut terhadap pengelolaan pendidikan di lingkungan mereka. Namun, pada kelompok masyarakat yang lain pendidikan adalah keharusan yang perlu untuk dipenuhi pada setiap individu. Sehingga acuan-acuan menjadi tolok ukur bagi perkembangan zaman jika mengambil standar kelompok masyarakat tertentu.

Saat ini pendefinisian moral sangat jarang dilakukan oleh forum-forum di masyarakat. Berhubungan dengan itu pemerintah Indonesia melalui program kerja para Menteri mencoba untuk membentuk moral bangsa versi pemerintaah saat ini yang tentunya persepsi-persepsi tersebut akan berubah seiring berjalannya waktu serta seiring pergantian kepala negara.

Saat ini pendidikan di Indonesia mencoba membentuk moral dan karakter calon penerus bangsa melalui kurikulum yang bertujuan untuk membentuk karakter calon penerus bangsa menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, berpengetahuan global, dan tidak ketinggalan nasionalis. Indonesia dewasa ini sedang menghadapi tantangan dalam dunia pendidikna yang perlu dihadapi dan masalah yang perlu untuk diselesaikan. Tantangan ini muncul dari berbagai aspek, yaitu ekosistem, guru, pedagogi, kurikulum, dan system penilaian pada dunia pendidikan di Indonesia. Semua persoalan itu harus dihadapai dan diselesaiakan untuk menciptakan generasi yang pancasilais.

Pembicaraan mengenai pendidikan tentu akan berkaitan dengan sekolah, pada bagian ini sekolah penggerak disebut-sebut akan mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang sebelumnya disebutkan, yaitu sekolah yang memiliki sumber daya unggul untuk menciptakan siswa yang sesuai dengan visi pendidikan secara holistic. Oleh karena itu, sekolah penggerak bermuatan pendampingan konsultatif dan asimetris, sumber daya yang kuat, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan yang berbasis pada data, serta digitalisasi sekolah. Sekolah penggerak merupakan bagian dari ekosistem pendidikan yang pada kemudian hari semua sekolah di Indonesia diharapkan menjadi sekolah penggerak. Meskipun demikian hal ini tentu dilakukan pada tahapan-tahapan transformasi.

Sekolah penggerak muncul berdasarkan pada kritik-kritik pendidikan yang perlu diperhatiakn. Pada salah satu kritik tersebut muncul satu wacana mengenai kerumitan pendidikan di Indonesia, yang pada sekolah penggerak akan disederhanakan. Penyederhanaan ini direncanakan untuk mewujudkan psikologi anak yang lebih sehat.

Ide tersebut akhirnya harus mengalami ujian pertamanya, tahun lalu dunia diserang oleh wabah yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia sebagai pandemic global. Pendemi pada sisi lain memberikan percepatan pembiasaan pada kemajuan teknologi di berbagai bidang, salah satunya pendidikan. Pendidikan masa pandemi menjadi ujian besar bagi pemangku kebijakan. Setiap kebijakan yang diambil bersifat paradoks, selalu berdampak buruk dan baik secara bersamaan. Dari sudut pandang kemanusiaan, dalam pembicaraan ini yaitu kesehatan, akan tetapi pada sudut pandang pendidikan adalah kehilangan satu generasi yang cemerlang. Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan yang diambil selalu bersifat paradoks. Saat ini pandemic masih mewabah di Indonesia dengan kabar yang berbagai macam. Namun, dari pendemi ini pendidikan mengalami kemajuan pesat dalam teknologi, pada pendidikan dewasa ini teknologi mulai mengubah cara belajar dan mengajar praktisi pendidikan. Pandemi juga sekaligus membuktikan bahwa teknologi canggih masih belum dapat menggantikan guru sebagai sebuah figure dalam dunia pendidikan.

Pasca pandemi pembelajaran direncakan melakukan blended learning, yaitu pembelajaran campuran antara daring dan luring. Hal ini menyebabkan pendidikkan mengalami kemajuan teknologi, atau dipaksa untuk melakukan percepatan pada penggunaan teknologi di bidang pendidikan.[]