Oleh : Faisal Fatchur Rachman

Fungsional Statistisi Muda BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Sejak pertama kali kasus masuknya virus Covid-19 varian Omicron ke Indonesia pada 27 November 2021, sekali lagi Indonesia tengah menghadapi gempuran gelombang pandemi Covid-19 yang diperkirakan puncaknya akan terjadi di bulan Februari-Maret 2022 dan berkemungkinan besar akan berlangsung secara kontinyu hingga bulan Ramadhan dan libur Idul Fitri nanti. Kementerian Kesehatan RI mencatat, setidaknya terdapat 375.857 kasus aktif dengan kasus meninggal sebanyak 145.321 jiwa per 14 Februari 2022. Angka ini terus mengalami peningkatan dan terhitung sebanyak 581.285 kasus positif yang terjadi dalam periode 1 Januari 2022-14 Februari 2022, yaitu dari 4.262.994 kasus terkonfirmasi positif pada 1 Januari 2022 menjadi 4.844.279 kasus pada 14 Februari 2022, sedangkan kasus kematiannya juga bertambah sebanyak 1.225 kasus kematian pada periode yang sama, yaitu dari 144.096 kasus kematian pada awal tahun 2022 bertambah menjadi 145.321 kasus per 14 Februari 2022. Dari angka tersebut, kita bisa menghitung rasio antara banyaknya kasus kematian dengan kasus terkonfirmasi positif sejak awal tahun 2022 hingga kemarin yang biasa disebut death rate, yaitu sebesar 2,1 persen. Angka ini memang lebih kecil dibandingkan rasio kematian di periode awal pandemi karena adanya mutasi virus dan herd immunity yang mulai terbentuk seiring terus bertambahnya angka vaksinasi di Indonesia. Lalu bagaimana dengan kondisi pandemi Covid-19 di Kalimantan Selatan?

Tidak jauh berbeda dari level nasional, pandemi Covid-19 varian Omicron di Provinsi Kalimantan Selatan juga terus mengalami lonjakan hingga hari ini. Bahkan, Kalimantan Selatan saat ini masuk ke dalam 10 besar provinsi dengan prevalensi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terbesar di Indonesia. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan mencatat setidaknya terdapat 4.053 orang yang masih dalam masa perawatan yang tersebar merata di 13 kabupaten/kota dengan konsentrasi kasus terbesar terjadi di Kota Banjarmasin, Banjarbaru, dan Kabupaten Banjar diikuti oleh daerah-daerah penyangga di sekitarnya seperti Kabupaten Barito Kuala dan Tanah Laut. Kasus Covid-19 ini mengalami peningkatan sebesar 190,1 persen dalam tujuh hari terakhir dengan tingkat kematian sebesar 3,23 persen. Padahal, jika kita menilik data pada 1 Januari 2022, hanya ada 10 kasus aktif/dirawat, dan itupun hanya terjadi di 6 kabupaten/kota dengan angka yang sangat rendah dan persentase penurunan kasus hingga 50 persen.

Data-data di atas menunjukkan bahwa seyogyanya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan harus bersiap menghadapi gelombang pandemi berikutnya. Selain Kota Banjarmasin, beberapa kabupaten/kota di Kalimantan Selatan per 15 Februari 2022 bahkan sudah menaikkan level waspada Covid-19 menjadi level 3, diantaranya yaitu Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), dan Kota Banjarbaru sedangkan kabupaten lainnya masih pada PPKM level 2. Dampaknya, di bidang pendidikan misalnya, pembelajaran tatap muka yang seharusnya dimulai bulan ini terpaksa ditunda dan diganti dengan pembelajaran daring. Selain itu, pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial diberlakukan 50 persen maksimal work from office (WFO) dan masih banyak lagi pengetatan peraturan di sektor-sektor lain.

Hal ini tentunya menjadi suatu early warning yang harus diwaspadai warga Kalimantan Selatan. Meskipun sudah melakukan vaksin 2 dosis, diharapkan masyarakat bersedia melakukan vaksin dosis ketiga/booster sehingga daya imunitas tubuh menjadi lebih kuat. Selain itu, perlu dilakukan pengimbauan warga supaya mengurangi kegiatan di luar rumah maupun kegiatan yang bersifat berkumpul dan bergerombol. Ingat kembali penerapan protokol 5M: mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas setidaknya sampai laju penyebaran Covid-19 di Kalimantan Selatan kembali menurun.