Krisis Pangan Terhadap Gagal Panen Kalimantan Selatan Tahun 2022
Oleh: Nor Syarinah, Mahasiswa Prodi Agribisnis, STIPER Amuntai
Kalimantan Selatan krisis pangan akibat gagal panen yang di sebabkan cuaca dan hama, pada 6 November 2022 Pimpinan Ombudsman RI mengetahui bahwa kondisi gagal panen tersebut akibat cuaca melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) provinsi Kalimantan Selatan. Akibat gagal panen itu terdapat kurang lebih 3.000 hektar dari 66.000 hektar lahan padi di kabupaten Barito Kuala (Batola) dan di kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) disebut ada sekitar 30.000 hektar dari 46.000 hektar lahan padi terganggu panennya yang disebabkan kondisi banjir dan serangga hama.
Kalimantan Selatan akibatnya gagal panen terancam krisis pangan terutama ialah beras pemberitahuan kabid perdagangan, Dinas Pertanian dan Perindustrian (Disperdagin), saat ini untuk harga beras jenis unus Mayang sudah mulai melonjak naik hampir 40% serta stok beras Mayang hasil panen 2021 yang sudah menipis pantauan Banjarmasinpost.co.id di pasar beras jalan pasar pagi di toko beras harga per karungnya atau per 50 liter beras jenis tersebut sudah diharga Rp 650.000 hingga harga per karungnya hanya Rp 500.000 sampai Rp 550.000. Untuk sekarang per liternya sudah 13.000 ataupun Rp 14.000 itu kalau beli per karung dan sekarang lebih mahal lagi untuk di warung-warungan menurutnya harga beras yang mulai naik ini dikarenakan sudah tidak ada masuknya berhasil atau danau di Kalimantan Selatan
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) provinsi Kalimantan Selatan, memberikan beberapa arahan kepada dinas pertanian yang ada di kabupaten/kota untuk mencegah terjadinya gagal panen akibat cuaca tersebut dengan adanya pencegahan tersebut dinas pertanian mengarahkan untuk membersihkan saluran irigasi, pemerintah juga mendampingi pertanian dalam melakukan pengendalian hama. Serta melakukan memberi tanaman obat-obatan supaya tanaman lebih cepat panen agar waktu panen yang sekitar 100 hari bisa menjadi sekitar 90 hari.
Salah satu cara yang paling efektif untuk meredam dampak krisis pangan itu adalah dengan kemandirian pangan dan kedaulatan pangan yang mantap yang diwujudkan melalui diversifikasi pangan baik produksi ketersediaan maupun konsumsi ketergantungan pada suatu jenis sumber pangan. Hal mengakibatkan sulitnya diwujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan karena peningkatan produksi satu macam jenis pangan sulit untuk bisa mengimbangi pertumbuhan penduduk.