Oleh : Muhammad Fazrianoor

Mahasiswa Prodi Agribisnis STIPER Amuntai

Di era pandemi Covid-19 ini, disrupsi yang dihadapi petani kian kencang menyebabkan rantai pasok pangan mengalami gangguan yang serius. Ironinya, beberapa harga komoditas pertanian justru mengalami penurunan karena turunnya permintaan.

Penurunan komoditas pertanian tentu berdampak buruk bagi kesejahteraan petani. Ketika produksi pertanian terus berjalan, sedangkan permintaan di pasar turun, akan terjadi over supply sehingga harga komoditas akan anjlok.

Berbagai Faktor

Untuk cabai sendiri penurunannya sudah mulai terjadi sejak beberapa bulan yang lalu. Jika dilihat dalam seminggu terakhir, komoditas cabai masih cenderung mengalami penurunan terutama untuk cabai rawit hijau dan cabai merah besar.

Komoditas pangan turun karena PSBB menyebabkan distribusi komoditas pangan terhambat sehingga banyak komoditas rusak dan harganya jatuh. Selain itu, menurunnya daya beli masyarakat akibat merebaknya PHK juga menyumbang penurunan daya serap produk pertanian.

Selain itu, pada masa pandemi ini  banyak pengusaha yang tidak bisa menjalankan bisnisnya. Berkurangnya aktivitas masyarakat seperti hajatan, perkumpulan, dan kegiatan lain.

Lalu, bagaimanakah kesiapan petani dalam upaya ketahanan pangan pasca pandemi covid-19?

Kita harus optimis bahwa para petani mampu untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi negeri ini. Petani adalah pahlawan pangan bagi bangsa ini yang harus diperhatikan kesejahteraannya. Kesiapan para petani perlu didukung dengan berbagai kebijakan. Apa saja kebijakan yang diperlukan untuk mendukung kesiapan para petani? Salah satu caranya adalah menjaga kelancaran distribusi bahan pangan. Pemerintah harus menjamin kelancaran distribusi bahan pangan ke seluruh daerah meskipun sedang dilakukan PSBB, perlu pemetaan ulang stok-stok komoditas pada masing-masing daerah guna memetakan arah pendistribusian pangan secara nasional.

Pemetaan dapat dilakukan mulai tingkat kabupaten/kota dan apa saja komoditas yang dihasilkan serta perhitungan kebutuhan pangan masing-masing penduduk di daerah.

Apa saja kebijakan yang diperlukan untuk mendukung kesiapan para petani? Adaptasi pasar adalah salah satu jal yang perlu ditempuh.

Para petani perlu menyesuaikan keadaan di tengah pandemi ini terutama kondisi pasar. Beberapa komoditas yang mungkin berkurang permintaannya perlu digantikan dengan komoditas yang prospek pasarnya lebih baik.

Kestabilan harga komoditas pertanian perlu dijaga agar harga komoditas tidak terlalu anjlok sehingga petani masih bersedia untuk memproduksi bahan pangan, Pemerintah dapat bekerja sama dengan beberapa koperasi maupun BUM-Des untuk membantu petani memasarkan produknya sehingga petani tidak mengalami kendala pemasaran

Platform-platform pemasaran komoditas pertanian online dapat dimanfaatkan untuk membantu petani dalam memasarkan hasil panennya, Kemudahan akses petani terhadap faktor produksi sperti pupuk, benih dan saluran irigasi harus tetap terjamin,

Peran Akademisi dan Kelompok Tani

Dalam hal ini peran akademisi di perguruan tinggi dapat mendukung inovasi dalam pengolahan pasca panen, dengan penyatuan sumberdaya  petani dalam sebuah koperasi, petani lebih mudah dalam menangani risiko yang melekat pada produksi pertanian,

Sektor pertanian (agribisnis) memiliki karakteristik yang berbeda dari sector yang lain seperti perdagangan, jasa dan industri. Maka koperasi agribisnis harus memiliki kemampuan untuk mendesain produk dan skim yang cocok untuk meningkatkan produksi anggotanya, karena sector ini biasanya sangat dipengaruhi oleh musim dan fluktuasi harga yang tinggi. Koperasi juga dapat menjadi penasihat maupun agen pengelola dana bantuan dari pemerintah agar dana tersebut dapat produktif. Tidak tergantung pada dana bantuan pemerintah.