Merdeka
Oleh : Salamun
Merdeka ialah hak segalah bangsa, merdeka ialah hak setiap inshan dan merdeka iapah bangsa indonesia. Perjalanan kemerdekaan indonesia melatar belakangi faktor Aperrted ( penindasan) oleh impereliasme terhadap individu maupun kelompok masyarakat asli nusantara. Perjalanannya penuh perjuangan tampa batas dan tak mengenal mati dalan missi menghapus imprealisme di ladang meraputih. Perjuangan ini tertafsir sebagai perjuangan menunjukan ekstensin manusia di hadapan sangkuasa dan pula perjuangan ini menunjukan nilai-nilai kemanusian.
Namun kini sebagian anak negri menanyakan. MERDEKA… ?
Indonesia of post modernisme, perjalannya bagaikan filem tana borneo yang di produk Rudi Soedjarwo. Mengkisahkan sebuah desa diperbatasan antara Kalimantan Malaysia yang lambat laun berkembang karena hegemoni dari tetangga ruma satu desa. Tanah yang kaya akan vitamin menghasilkan panen berlipat ganda dan hewan ternak yang gemuk, sehat dan ber gizi tetapi masyarakat desa tersebut tidak mengenal dan merasakan perubahan. Hasil panen dan ternak di beli oleh sala satu pengusaha di desa tersebut dengan harga yang tidak seimbang dan di jual keluar dengan harga yang menguntungkan berlipat ganda serta kekerasan selalu terjadi pada guru yang di mutasi di desa tersebut. Para elit yakni pemerintahan desa mengetahui dan merasak dosa tersebut namun berpura-pura tidak mengetahui dan merasakan, kemudian para kaum cendia pun mengatui tapi bungkam dari seribu bahasa. Sebab operasi Hegemoni berlanjut dengan tangan tirani.
Merdeka pada jilid II…?
Penjajahan di atas dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusian dan pri keadilan
Kemerdekaan Bangsa indonesia pada tahun 1945 telah melahirkan nafas legah dan bersyukur atas para leluhur karena tekad perjuangan tampa batas dan kehendak sang kuasa. Selepas itu, Di mulai langka baru dalam menyusun rumah tangga dan dapur sendiri yang di kenal dengan istilah parlementer, yang mengenalkan bangsa dengan sepenggalan trias politik atas dasar keterwakilan rakyat, kemudian masuk pada era transisi yang kenal dengan PELITA dan sampai pada Era Reformis yang di kenal pula dengan Dwi Fungsi ABRI. Namun dalam masa perjalanan menata Ruma tangga dan dapur tersebut sebagian hadir bagaikan tikus yang mengambil makanan tampa pamri dan tampa melalui prosedur yang kemudian terbudaya hingga kini yang di kenal dengan KKN, Kebal hukum dan menimbulkan wabah kemiskinan. Dalam rubrik (kolom) inilah di pertanyakan kemerdekaan…?
Hemat saya, priode berjuang untuk merdeka dalam negri perlu di pertegas dan di pertegak sesui amana UUD yang di lahirkan berdasarka mufakat bersama.
Paska lepasnya modernis dan masuk pada post modernisme kita bangsa indonesia masi tertinggal pada sektor pembangunan, persoalan ini bisa di lihat pada melonjaknya angka kemiskinan tahun 2006 dan tahun 2018 karena faktor Melek Huruf sebagaimana yang di katakan oleh kepala perwakilan Bank Dunia “Rodrigo Chaves dan Menteri keuangan yakni ibu Sri mulyani Indrawati, bahwa Pendidikan di tana air masi menjadi tantangan bagi pemerintahan. Maka tidak bisa di punggkiri bahwa lemahnya pendidikan ini mempengaruhi sektor ekonomi Yakni Migas, emas, batu barah dan bahan menta dari pertanian di Sahamkan oleh Bangsa asing, mempengaruhi pula daya Politik dengan atas nama rakyat namun menbuahkan KKN dan restensi oleh rakyat, mengikis indentitas Bangsa dari aspek budaya dan kultular serta bobroknya moral akibta tidak mampu menahan kikisan globallisasi. Maraknya mafia BUMN dan Mafia hukum dan kini di lumpuhkan oleh COVID 19 yang menimbulkan kesenjangan sosial dari aspek ekonomi dan pendidikan karena Sendi sosial dari aspek kontak fisik di non akstifkan serta lemahnya pengontrolan pemerintahan sehingga menimbulkan sebagian kericuan antar masyarakat dan pemerintahan pada tiap daerah otonom sebab bantuan sosial.
Dalam rubrik inilah kemerdekaan masi di pertanyakan…???.
Kini indonesia telah berumur 75 tahun, kesedaran bangsa dari aspek idealogi pancasila, multikultural, multi beragama dan kaya akan kekayaan alam. ***