Oleh : Zul Fahmi Dhamiry
(Jurnalis, Tinggal di Tabalong)

Ditengah harga batu bara yang tengah mengalami tren penurunan dan diproyeksi akan terus berlangsung mengingat potensi resesi global semakin meningkat. Dimana saat terjadi perlambatan permintaan batu bara, sementara produksi belum terjadi pemangkasan.

Namun, diakui eksistensi tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR (corporate social responsibility) PT Adaro Indonesia di Kabupaten Tabalong dalam lima tahun terakhir menjadi berkah bagi daerah masyarakat Bumi Sarabakawa.

Bagaimana tidak, meski dengan dana CSR kurang lebih 15 miliar hingga 18 miliar per tahun untuk Tabalong. Namun, buah sinergi Adaro dan Pemerintah Daerah terhadap pembangunan khususnya dalam pemberdayaan masyarakat bisa dibuktikan dengan beragam prestise yang diraih daerah paling Utara Kalimantan Selatan ini, menjadi terdepan dibanding daerah lainnya yang turut menikmati kue CSR salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia.

Kita ambil contoh, kiprah CRS Adaro plus sinergi program Pemkab Tabalong kini mampu menggapai impian daerah untuk mendongkrak IPM (Indek Pembangunan Manusia) Tabalong yang mencapai 71,40 dengan kinerja pencapaian 100,14 persen atau dari sebelumnya berada diurutan sepuluh se Kalsel menjadi peringkat ke tiga setelah Banjarmasin dan Banjarbaru.

Bahkan angka harapan hidup Tabalong juga meningkat, yakni mencapai 95,14 persen atau 70,01 realisasinya.

Begitupula angka melek huruf tahun terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tabalong sebesar 98,41 persen, ternyata malah terealisasi mencapai 99,37 persen.

Keberhasilan rata-rata lama sekolah pun melebihi target RPJMD. Yakni 8,62 realisasinya atau mencapai 104,61 persen. Padahal target cuma diangka 8,24.

Begitupula kiprah CSR Adaro turut serta mengembalikan harga diri Bumi Sarabakawa yang sudah puluhan tahun hilang, yakni raihan Adipura sebagai penghargaan tertinggi dibidang kebersihan dan lingkungan.

Tangan dingin CSR Adaro dalam pemberdayaan masyarakat serta lingkungan juga dibuktikan dengan rangkulan kepada para komunitas, seperti perkumpulan Pusaka (Putera Putri Sarabakawa) dengan melahirkan gagasan Gerakan Jangan Bakar Jerami yang disulap menjadi pupuk organik berbahan murah dan sangat membantu para petani.

Begitupula mendukung program visi misi daerah dalam mewujudkan sepuluh ribu wirausaha baru di Tabalong sangat dominan adanya peran CRS Adaro.

Bahkan baru-baru tadi perhelatan Adaro Spectapreneur menghadirkan langsung sang Presiden Direktur Garibaldi Boy Thohir dan sukses mendeklarasikan seribu pengusaha. Pengusaha-pengusaha ini berasal dari Tabalong, yang sebelumnya sudah menerima pelatihan-pelatihan dan binaan dari CSR PT Adaro Indonesia.

Tak kalah menariknya, yakni dukungan CSR Adaro berhasil mewujudkan pembangunan Pokta (Pusat Oleh-oleh Tabalong) sebagai wadah penjualan produk-produk UMKM.

Terakhir, fakta nyata tak terbantahkan dari suksesnya peran CRS Adaro yang benar-benar dirasakan publik yakni dari sepinya demo-demo masyarakat yang dulunya tak terhitung jumlahnya.

Kini CSR Adaro yang tetap mengusung Pendidikan, Kesehatan, Sosial serta Pemberdayaan seakan berubah menjadi kebanggaan bagi daerah khususnya publik di Tabalong.

Kuncinya Kebersamaan.

Dulu Tabalong peringkat sepuluh IPM se Kalsel, padahal setiap lini pembangunan ada peran CSR Adaro. Hal itu bukti bahwa perannya sangat kecil dalam membangun daerah dan memberdayakan masyarakat.

Begitupula ramainya demo dan tuntutan masyarakat terkait perhatian serta beberapa kebijakan Adaro yang mereka nilai merugikan masyarakat.

Kini semuanya berubah, Tabalong benar-benar menjadi terdepan dan masyarakat merasa Adaro milik dan bagian dari masyarakat. Lantas siapa yang hebat jika dilihat lima tahun terakhir dari keberhasilan membangun Bumi Sarabakawa. Apa peran besar dari perubahan sistem penanganan CSR adaro?, atau hebatnya program Pemkab Tabalong dibawah kepemimpinan Bupati H Anang Syakhfiani?.

Sebagai seorang wartawan, dan Alhamdulillah sudah 10 tahun berkiprah di dunia jurnalistik wilayah Tabalong, penulis berkesimpulan keberhasilan Tabalong dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat terletak di sinergi alias kebersamaan membangun antara CSR Adaro dan Pemerintah Daerah.

Mereka (CSR Adaro dan Pemkab Tabalong) sepakat tidak hanya memberi ikan, tapi memberikan kail dengan tidak melupakan mengajarkan cara mengolah umpan dan bagaimana cara memancing yang baik dan benar.

Oleh karena itu, peran perubahan dari team pengelola CSR Adaro pasti ada. Begitupula mantapnya visi misi membangun dari kepada daerah yang memimpin tentu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan membangun banua.

Siapapun bupati kedepannya, siapapun orang-orang yang pengelola CSR Adaro nantinya, harapan publik dibalik kunci kebersamaan ini tentunya harus dipertahankan dan terus diperkuat.

PT Adaro Indonesia harus menjawab bahwa keseriusan dan berhasilnya peran CSR membangun daerah kali ini bukanlah niat terselubung demi perpanjangan ijin tambang yang akan berakhir 2022 nanti. Jawabannya pasti kami tunggu dan dinanti publik di program CSR 2023.