Peran Perempuan Terhadap Keadaan Ketenagakerjaan Kabupaten Balangan Semasa Pandemi COVID-19
Oleh: Badal Imamuddin, SST.
Statistisi Muda BPS Kabupaten Balangan
Beberapa hari yang lalu, Indonesia memperingati Hari Ibu Nasional. Selain sebagai keputusan Kongres Perempuan Indonesia III yang digelar pada tahun 1938, hari ini juga diperingati sebagai ungkapan terima kasih kepada jasa para ibu yang telah berkorban jiwa dan raga bagi keluarganya masing-masing.
Peran tersebut semakin terasa ketika pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pandemi COVID-19 yang melanda seluruh daerah di Indonesia membawa banyak sekali perubahan dalam pola hidup masyarakat. Perekonomian yang lesu menyebabkan banyak perusahaan yang mengurangi aktifitas produksinya. Lapangan usaha pertambangan, penggalian, dan industri pengolahan juga mengalami kontraksi. Pada tahun 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Balangan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 3,77 persen pada sektor pertambangan dan penggalian, sedangkan sektor industri tercatat mengalami penurunan sebesar 2,91%. Pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan permintaan terhadap komoditas batubara dan juga permintaan terhadap hasil produksi usaha industri pengolahan.
Kontraksi pada dua sektor lapangan usaha tersebut tentu membawa dampak ikutan yang luas. Perusahaan-perusahaan yang bergerak pada kedua sektor tersebut tentu saja akan mengurangi jumlah produksi mereka seiring dengan permintaan yang menurun. Pengurangan jumlah produksi kemudian akan mengurangi kebutuhan bahan baku dan juga jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Banyak pegawai yang dirumahkan dimana sebagian besar adalah laki-laki. Ini secara tidak langsung memaksa peran lebih seorang ibu untuk membantu mencari nafkah bagi keluarganya.
Data ketenagakerjaan BPS Kabupaten Balangan tahun 2020 menunjukkan ada penurunan jumlah penduduk laki-laki yang bekerja dengan status berusaha dibantu pekerja tetap dan dibayar. Penurunan sebesar 40,45 persen ini merupakan angka yang signifikan. Angka ini bisa mengindikasikan bahwa ada penurunan terhadap lapangan usaha yang dapat menyerap tenaga kerja di Kabupaten Balangan. Kemudian masih pada tahun 2020, pekerja laki-laki yang berusaha sendiri turun sebesar 23,57 persen. Meskipun pada tahun 2021 ada peningkatan persentase pekerja laki-laki yang berusaha sendiri sebesar 9,31 persen, ini belum bisa mengembalikan keadaan seperti saat sebelum pandemi melanda. Profesi yang termasuk berusaha sendiri ini seperti pengemudi ojek, jualan sayur keliling, dan menyadap karet di kebun sendiri.
Peran perempuan dalam upaya menyokong perekonomian keluarga terlihat ada peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2020, perempuan yang bekerja sebagai buruh, karyawan, dan pegawai meningkat sebesar 13,49 persen. Kemudian, perempuan yang berstatus sebagai pekerja bebas di pertanian meningkat sebesar 50 persen. Hal yang menarik perhatian lagi adalah jumlah perempuan yang bekerja dengan status berusaha dibantu pekerja tetap dan dibayar di Kabupaten Balangan tahun 2021 meningkat hingga tiga kali lipat lebih. Ini tentu saja kabar yang menggembirakan dimana ada peran yang signifikan dari perempuan untuk mencoba membuka lapangan pekerjaan baru di Kabupaten Balangan.
Lapangan pekerjaan yang tersedia tentu saja tidak otomatis menjamin kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Balangan. Kualitas pekerjaan dan upah yang dibayar menjadi faktor penentu selanjutnya. Peran serta pemerintah daerah sangat diperlukan melalui kebijakan-kebijakan strategis untuk menyasar hal tersebut. Tapi, setidaknya, angin segar sudah ada terlihat dari cerminan data yang disajikan di atas.
Selamat Hari Ibu. Jasa-jasamu tak akan lekang oleh waktu.