Refleksi 2021 Kabupaten Kotabaru
Tahun 2021 segera berakhir dalam beberapa jam lagi, berbagai resolusi sudah mulai disusun baik untuk pribadi maupun untuk kemajuan daerah. Sebelum memikirkan resolusi apa saja yang akan dicapai untuk tahun 2022 ada baiknya berkaca pada hasil yang telah dicapai di tahun ini. Melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021, BPS Kabupaten Kotabaru telah berhasil memotret keadaan sosial ekonomi masyarakat Kotabaru yang berasal dari berbagai macam latar belakang. Hasil bidikan data ini tentunya bisa menjadi sumber refleksi Pemerintah Kabupaten Kotabaru dalam perencanaan kedepan.
BPS Kabupaten Kotabaru mencatat bahwa komposisi penduduk Kotabaru terbesar ada pada kelompok umur 0-9 tahun sebesar 20,05 persen. Tingginya penduduk di kelompok umur ini apabila dibarengi dengan program pemerintah yang mumpuni seperti dalam bidang pendidikan dan penyiapan lapangan kerja, maka dalam 10 atau 20 tahun kedepan Kabupaten Kotabaru akan mengalami kemajuan. Namun apabila pemerintah tidak sigap dalam melihat fenomena ini maka dalam 10 atau 20 tahun kedepan akan lebih banyak pengangguran akibat Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang berkualitas dan kurangnya lapangan kerja di Kabupaten Kotabaru.
Dari sisi pendidikan, Angka Partisipasi Murni (APM) di tingkat SMA sederajat tahun 2021 Kabupaten Kotabaru masih tergolong sangat rendah yaitu hanya sebesar 54,63 yang berarti dari 100 anak usia 16-18 tahun hanya 54 anak saja yang bersekolah di bangku SMA sederajat. Dari data ini dapat dilihat bahwa kesadaran masyarakat Kotabaru akan pentingnya pendidikan masih kurang, oleh karena itu pemerintah daerah diharapkan dapat lebih fokus menangani masalah ini.
Berlanjut pada masalah sanitasi, tercatat masih terdapat 8,13 persen rumah tangga di Kotabaru yang belum memiliki fasilitas buang air besar sendiri. Kelompok rumah tangga kebanyakan masih mengandalkan kebiasaan lama dengan buang air besar di sungai, laut ataupun kebun. Masalah sanitasi tampaknya remeh namun kebersihan dan kelayakan sanitasi sangat berpengaruh pada kesehatan yang tentunya juga berbanding lurus pada kualitas hidup.
Untuk sumber air utama yang digunakan untuk keperluan cuci dan mandi sebanyak 27,85 persen rumah tangga sudah mengandalkan air leding. Kendati demikian, masalah sumber air ini perlu menjadi perhatian juga karena masih ada 25,02 persen rumah tangga yang menggunakan air permukaan dan air hujan sebagai sumber air utama untuk cuci dan mandi. Persentase yang tidak jauh berbeda ini menunjukkan masih adanya ketidakmerataan distribusi air bersih untuk keperluan mandi dan cuci padahal air merupakan salah satu kebutuhan pokok dan bahkan menjadi salah satu tujuan dari 16 tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) yang diusung oleh pemerintah Indonesia sebagai wujud komitmen politik.
Pembangunan yang berhasil bukanlah sekadar melihat persentase keberhasilan yang besar saja, namun perlu dilihat juga persentase yang belum tercapai agar tidak ada penduduk yang tertinggal sesuai dengan prinsip utama SDGs yaitu leave no one behind. Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang dapat terus berlanjut dan tidak berhenti di satu titik saja. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Kotabaru diperlukan juga partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung program pemerintah. Semoga di tahun 2022, masyarakat dan Pemerintah Kotabaru bisa bergandengan tangan dan bersinergi demi majunya bumi Sa-ijaan. Selamat Tahun Baru 2022.
Oleh: Madonna Simatupang, Statistisi Muda BPS Kabupaten Kotabaru