Dalam upaya untuk mengatasi problematika pendidikan Islam, diantaranya kerja sama orang tua dan guru dalam pengawasan penggunaan gadget pada anak, dan meningkatkan keterampilan guru dalam pemanfaatan media pendidikan, serta penyediaan sarana dan prasarana berbasis teknologi.

Penggunaan gadget pada anak perlu pengawasan intens dari orang tua maupun guru. Hal ini mengantisipasi anak untuk tidak kecanduan bermain gadget dan terpengaruh dengan konten yang dilihat melalui youtube, tiktok, maupun aplikasi lainnya.

Sebab, konten yang dilihat tanpa pengawasan orang tua akan masuk ke alam bawah sadar anak dan pada akhirnya dapat tertanam menjadi karakter dan akhirnya banyak ditemui saat ini peserta didik mengalami degradasi moral baik di sekolah maupun di rumah.

Guru juga perlu melakukan pengawasan di sekolah. Saat ini banyak sekolah yang mengizinkan anak untuk membawa gadget sebagai sarana menunjang pembelajaran. Namun, sebagai pendidik perlu memberikan batasan penggunaan gadget di sekolah hanya sebatas mencari referensi materi melalui daring maupun menonton video edukasi.

Selain itu, siswa dapat menyimpang kembali gadget di dalam tas saat sudah tidak digunakan. Melalui kerjasama yang baik antara guru dan orang tua terkait penggunaan gadget diharapkan dapat meminimalisir kemungkinan anak terkontaminasi hal-hal yang kurang baik melalui game maupun sosial media.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membutuhkan perubahan model pembelajaran yang diterima siswa mencirikan pembelajaran yang berpusat pada guru.

Pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi.

Penggunaan laptop atau komputer dalam proses pembelajaran saat ini merupakan sebuah kebutuhan. Meskipun media hanyalah alat untuk membantu membuat presentasi menjadi lebih menarik, namun media pembelajaran berbasis teknologi memiliki dampak positif terhadap respon siswa saat menerima materi pembelajaran.

Lembaga penyelenggara pendidikan Islam seyogyanya memiliki sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar pendidikan nasional. Misalnya ruang belajar yang baik dan memadai, sarana olahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium dan sumber belajar lainnya yang mendukung proses pembelajaran, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Selain itu, lembaga pendidikan islam harus dimulai dengan peningkatan kualitas lembaga pendidikan islam secara terus-menerus sebagai hasil kepiawaian iptek dalam menghasilkan karya yang berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara keseluruhan.

Kemudian perlu adanya upaya untuk memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelaksanaan pendidikan Islam.

Tidak dipungkiri bahwa proses pendidikan dan mutu pendidikan juga didukung oleh sarana dan prasarana yang berkualitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang relevan. Sarana dan prasarana memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan belajar siswa.

Hal ini menunjukkan bahwa peran sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas pembelajaran siswa. Misalnya, sekolah di kota yang sudah memiliki fasilitas laboratorium komputer dapat mengajarkan siswanya secara langsung tentang komputer, sedangkan sekolah di pedesaan tidak memiliki fasilitas tersebut dan tidak mengetahui cara menggunakan komputer, tanpa mengikuti kursus di luar.

Manajemen mengusahakan efisiensi penggunaan sarana dan prasarana di sekolah. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang sangat penting di sekolah, karena keberadaannya akan membantu keberhasilan proses pembelajaran.

Dalam pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah diperlukan suatu proses yang biasanya terdapat pada pengelolaan yang ada mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pemberdayaan, pemeliharaan dan pengawasan.

Apa yang dibutuhkan sekolah harus direncanakan secara matang dengan mempertimbangkan lingkungan dan infrastruktur yang mendukung keseluruhan proses pembelajaran.

Oleh: Dosen IAIS Sambas, Bayu, M.Pd