Padangsidempuan, metro7.co.id – Wakil Walikota Padang Sidempuan, Ir. H. Arwin Siregar, MM membuka secara resmi acara Advokasi Program Percepatan Penurunan Stunting di Kota Padang Sidempuan Tahun 2022, di Aula Universitas Aufa Royhan, Selasa (13/09).

Dalam arahannya, Arwin Siregar mengatakan bahwa dalam rangka pembangunan kualitas sumber daya manusia, permasalahan stunting merupakan salah satu bagian dari Double Burden Malnutrition (DBM) mempunyai dampak yang sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

“Dalam jangka pendek, stunting terkait dengan perkembangan sel otak yang akhirnya akan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal, sedangkan jangka panjangnya kognitif anak menjadi lebih rendah dan akhirnya akan menurunkan produktivitas dan memghambat pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Lanjutnya, Berdasarkan perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting telah melakukan strategi percepatan dalam rangka mewujudkan penurunan angka stunting di Indonesia melalui rencana aksi nasional penurunan angka stunting Indonesia tahun 2021-2024 (RAN-PASTI Tahun 2021-2024).

“RAN-PASTI digunakan sebagai acuan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi diantara kementerian atau lembaga, Pemda, pemdes dan pemangku kepentingan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif,” ucapnya.

Masih dalam kesempatan itu, Arwin juga menyampaikan bahwa perguruan tinggi yang terdiri dari banyak intelektual dan pakar dari berbagai bidang ilmu, diharapakan dapat berkontribusi dalam menurunkan angka stunting dan memberi banyak kontribusi dengan pemda dan swasta “Perguruan tinggi berperan menjaga sustainibilitas program penurunan stunting, memberikan bukti ilmiah pada pelaksana program, memperkuat kapasitas pemerintah kota dan memberi pendampingan dalam pengembangan model intervensi yang efektif, sekaligus sebagai bahan pembelajaran praktik baik”.

“Sejalan dengan target yang diharapkan oleh Presiden Jokowi, bahwa prevalensi stunting di Indonesia diharapkan berada pada angka 14% pada tahun 2024, untuk itu melalui momentum kegiatan advokasi dan penguatan komitmen pemda dan swasta ini agar dapat bersinergi bergerak bersama melakukan upaya-upaya percepatan penurunan stunting di Kota Padang Sidempuan,” sambungnya.

Sebelumnya, Rektor Universitas Aufa Royhan Padang Sidempuan, Dr. Anto, SKM, M.Kes, MM menyampaikan, kegiatan advokasi penguatan komitmen ini menurutnya sangat perlu dilaksanakan, karena ini merupakan visi bersama yang melibatkan antara berbagai pihak, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan pihak swasta.

“Sesuai dengan perpres Nomor 72 Tahun 2020 tentang kerjasama multi sektoral diberbagai bidang, kami dari perguruan tinggi mengambil peran untuk memberi kontribusi, pendampingan sekaligus periset nanti dapat dilakukan di Kota Padang Sidempuan dan kami akan melakukan riset di 10 Desa,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, akan ada 20 kegiatan diperguruan tinggi yang akan membantu pemerintah dari yang berbasis epidens. “Untuk itu kami meminta kepada bapak/ibu khusunya dari kecamatan, puskesmas ataupun lurah dan kepala desa mohon bantuannya nanti mahasiswa kami akan turun sebanyak 22 orang per tim yang akan meriset di 10 desa, dan hasil riset nanti kita akan membuat intervensi.Perubahan perilaku itu yang paling penting, karena menurutnya pihaknya harus meriset dulu sebanyak 300 orang, diantaranya ibu hamil, calon pengantin dan balita,” tutur Rektor Anto. ***