SULA, metro7.co.id – Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sanana meminta pada ketiga pasangan calon (paslon) fokus kampanye Visi dan Missi di pilkada serentak 2020. Di tanggal 9 Desember mendatang dan di semua daerah menggelarkan pemilihan serentak bupati dan wakil bupati termasuk Daerah kabupaten kepulauan sula yang saat ini telah memasuki tahapan kampanye.

Pasalnya, Kampanye politik adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang atau organisasi politik dalam waktu tertentu untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.

Ketua umum HMI Cabang sanana yakni Usman Buamona sampaikan bahwa kampanye berdasarkan Undang-Undang No 10 tahun 2016 pasal 1 ayat 26, kampanye adalah suatu atau serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peserta pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program yang ditawarkan oleh calon peserta Pemilu.

Lanjut Usman, Kotler dan Roberto, Kampanye adalah serangkaian upaya yang dilakukan oleh seseorang atau berkelompok untuk menamankan ide, sikap, prilaku yang dinginkan pelaku kampanye.

“Upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan aspek pengetahuan, sikap, dan prilaku. Dalam aspek pengetahuan diharapkan akan munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang isu tertentu, yang kemudian adanya perubahan dalam ranah sikap. Pada tahap akhir dari tujuannya yaitu mengubah prilaku masyarakat secara konkret berupa tindakan yang bersifat insidental maupun berkelanjutan (Pfau Dan Parrot),” katanya.

Ketua Umu HMI Cabang Sanana yakni Usman Buamona juga menjelaskan pada media ini, Kampanye politik yang seharusnya menjadi instrumen bagi masing-masing paslon untuk menjabarkan atau mengsosialisasikan visi dan misi agar menjadi tolak ukur untuk menarik perhatian publik kini tidak berbanding lurus dengan fakta yang terjadi di lapangan.

“berdasarkan hasil pengamatan baik di lapangan maupun ketika mengikuti perkembangan di media sosial bahwa ruang demokrasi kita di sula saat ini telah di penuhi dengan opini-opini miring yang merusak moral publik dari masing-masing cakada, tentunya sangat berpengaruh terhadap iklim demokrasi kita saat ini,” jelasnya

Usman juga berharap agar tim pemenang dari masing-masing cakada turut aktif dalam memberi edukasi politik santun kepada masyarakat untuk mencegah politik adu domba yang sering terjadi di tahun-tahun lalu, sebab tindakan demikian dapat merusak tatanan sosial dan moral di Kabupaten Kepulauan Sula, baik dari aspek agama, suku, ras, adat dan budaya.

Selain dari itu kampanye di tengah pandemi COVID 19 juga harus mengedepankan protap kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Tidak juga harus melibatkan anak-anak dan ibu-ibu hamil, hal itu telah di atur dalam PKPU no 2 tahun 2020 dan maklumat Kapolri yang telah beredar ke seluruh pelosok. Tutupnya.