SAMARINDA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat, jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2014 ada 1,667 juta orang. Ini mengalami peningkatan 53,2 ribu orang dibanding Agustus tahun lalu, 1,624 juta. Berdasarkan status pendidikan, lulusan SMA paling banyak menganggur.
Jumlahnya mencapai 72.319 ribu atau 54,10 persen dari total 133.663 ribu jiwa yang menganggur. “Lulusan SMA biasanya jarang yang langsung diterima (bekerja), kecuali memiliki kemampuan tertentu,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Menilik kembali data BPS, jumlah menganggur dari tingkat pendidikan SD ke bawah sebanyak 23.827 ribu, sementara SMP  ada 25.098  ribu, dan perguruan tinggi ada 12.419 ribu.
Dengan kata lain, jumlah pengangguran yang tak mengecap pendidikan masih banyak di Kaltim.Aden menuturkan, tingginya proporsi penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah, perlu menjadi perhatian pemerintah dalam upaya pembangunan di bidang pendidikan.
“Tentunya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kaltim,” tuturnya. Kepala Dinas
Pendidikan (Disdik) Kaltim Musyahrim mengungkapkan, besarnya pengangguran dengan lulusan SMA dikarenakan masih banyaknya orangtua yang cenderung menyekolahkan anak mereka ke SMA.
Padahal, untuk bersaing dengan dunia kerja saat ini yang sedang berkembang pesat, lulusan SMK lebih mampu bersaing dan berpeluang.  Lagi pula, antara pelaku usaha dan SMK telah bekerja sama dalam hal penerimaan tenaga kerja dan proses magang. Lantas mengapa pengangguran di Kaltim masih besar?
“Saya kira SMK belum jadi primadona. Padahal, semakin banyak yang masuk SMK akan menekan pengangguran. Sementara hasil survei BPS itu juga belum diakumulasikan dengan program kami terkait rasio SMA dan SMK,” sebutnya.
Pada 2016 nanti, pemprov telah mencanangkan, rasio antara siswa SMK dan SMA sebesar 70:30 persen. Dengan gap sebesar itu, angka pengangguran bisa ditekan. Sebab, siswa yang baru lulus langsung bekerja karena telah mengantongi keahlian bersertifikat. “Dari tahun ke tahun, kami terus memperbesar lulusan SMK. Dengan skill yang mereka punya selama sekolah, mereka sudah siap bersaing di dunia kerja di Kaltim. Kami juga terus memperbanyak jumlah SMK di setiap daerah dengan jurusan yang sesuai pasar,” jelasnya. (metro7/fit)