MARABAHAN – Status sebagai daerah penyangga pangan Kalsel untuk  tahun 2016 ini ternyata masih dipegang oleh Kabupaten Batola. Betapa tidak, dari luasan tanam padi sekitar 130 ribu hektare, dengan target capaian sekitar 67 ribu hektare, kabupaten bermotto Selidah kini berhasil melaksanakan tanam padi seluas 77.061 hektare.
Artinya, bila dipersentasikan, maka kini luas tanam padi yang telah dilakukan sekitar 112,80 persen. Hal ini tentu saja tak hanya menggembirakan para kaum petani, tetapi juga membuat jajaran Pemkab Batola lebih bersemangat untuk membantu masyarakat petani dalam menggarap lahan pertaniannya.
Karenannya, Bupati Batola H Hasanuddin Murad pun menyatakan, di tahun 2017 nanti,  jumlah total bantuan hand tractor yang telah disalurkan Pemkab Batola untuk para petani yang ditargetkan 1.000 unit bisa terpenuhi.
“Tahun ini ada hand tractor, jadi silakan ketua kelompok tani untuk mengajukan usulannya,” ujarnya, saat berdialog dengan masyarakat petani Desa Andaman, Kecamatan Anjir Pasar, dalam kegiatan tanam padi bersama, Kamis (31/3/2016) tadi.
Selain itu juga, orang nomor satu di Bumi Ijejela ini juga menegaskan, sisa luasan tanam  sebesar 30 persen yang masih belum digarap, akan diselesaikan tahun ini juga.
“Mudah-mudahan bulan berikutnya kita bisa melaksanakan tanam lagi, saat ini kurang lebih tinggal 30 persen lagi lahan tanam yang harus digarap, saya harapkan musim kemarau nanti seluruh target tanam dapat tercapai,” tegasnya.
Kegiatan tanam padi bersama itu dilaksanakan di Kecamatan Anjir Pasar mengingat kawasan tersebut selain memiliki kawasan tanam padi yang cukup luas, juga dikenal sebagai sentra penghasil beras.
Meski saat berlangsung kegiatan kawasan Kecamatan Anjir Pasar diguyur hujan cukup lebat, namun Hasanuddin Murad  yang ditemani sang istri, Hj Noormiliyani AS SH, Wakil Bupati Batola, H Ma’mun Kaderi, serta Dandim 1005 Marabahan, Letnan Kolonel (Inf) Yamin, serta jajaran Kepala SKPD,  tak ragu untuk langsung turun ke sawah.
“Ini tanaman kita bersama, jadi harus dipelihara. Saya harapkan pihak terkait untuk betul-betul merawatnya. Karena kalau ditanam tanpa adanya parawatan, pasti akan sia-sia hasilanya,” pinta hasanuddin.
Masih menurut Hasanuddin, suasana kekerabatan dan gotong royong seperti saat menanam padi itu, hendaknya tetap dipertahankan. Bahkan, dia mengimbau kepada para petani di Kabupaten Batola untuk tidak ragu-ragu menyatakan pekerjaannya sebagai petani sawah.
“Ini pekerjaan mulia. Banyak anak petani yang berhasil memimpin di negeri ini, itu dikarenakan mereka makan dari hasil keringat sendiri,” ucapnya.
Mengingat apa yang dikerjakan para petani tersebut, untuk kemaslahatan orang banyak, maka Hasanuddin meminta para aparatur pemerintah untuk tidak mempersulit semua keperluan para petani yang berhubungan dengan kegiatan penanaman dan panen padi.
“Jangan sampai dipersulit para petani. Sepanjang tidak bertentangan dengan aturan, bantu para petani kita. Dan bila ada aparat yang mempersulit, segera laporkan ke atasannya,”tegas Bupati Batola. (metro7/humpro-batola)