Syamsu : “Ada Oknum Pertamina Nakal, Laporkan Saya”


Syamsu Alam

Jakarta – Untuk pertama kalinya Pertamina Pusat Jakarta bekerja sama dengan BP Migas dan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) Jakarta melaksanakan Lokakarya Jurnalistik Industri Hulu Migas di Hotel Novotel Mangga Dua Square Jakarta, dari tanggal 12-14 Juni 2012 .

Dihadiri sebanyak 60 media dan wartawan serta 20 orang Humas EP Pertamina dari seluruh wilayah kerja Pertamina di seluruh Indonesia, acara itu menghadirkan nara sumber Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto dengan materi berjudul Kegiatan Industri Hulu Migas dalam Konteks Pembangunan Ekonomi, Atmakusumah Astraatmadja dari LPDS dengan judul Kode Etik Jurnalistik dalam Karya Jusnalistik, Ridwan Nyak Baik dari LPDS dengan judul Isu-Isu Migas untuk Publik, T.D Asmadi materi dengan judul Bahasa Media Massa, kemudian Oscar Motuloh dari LPDS salah seorang photographer senior di Jakarta membawakan materi dengan judul Fotographi Jurnalistik.

Pembicara lainnya adalah Petrus Suryadi dari LPDS membawakan materi berjudul Investigasi Reforting dalam Kompetensi Wartawan dan Priyambodo R.H juga dari LPDS dengan materi berjudul Database Online Pemberitaan Pers.

Yang tidak kalah menariknya, pembukaan Lokakarya itu dibuka langsung oleh Presiden Direktur Pertamina Pusat Syamsu Alam dan juga dari BP Migas yang dihadiri oleh Kepala Humas BPMigas Dr.A.Rinto Pudyantoro dengan materi Sumber Alam Migas Dikuasai Asing.

Presiden Direktur Pertamina Pusat Syamsu Alam dalam kata sambutannya mengatakan, pemerintah mengakui sekarang ini negara bukan hanya mengalami krisis BBM, tetapi juga mengalami krisis energy. “Menyikapi hal ini Pertamina berusaha untuk melakukan berbagai upaya untuk menyestabilkan kondisi yang kurang menguntungkan ini, salah satunya yakni dengan melakukan konservasi energy dan meningkatkan industry migas,” ujar Syamsu Alam.

Untuk melakukan penghijauan diwilayah kerja Pertamina di seluruh Indonesia Pertamina juga akan melaksanakan program penghijauan dengan Tema ‘1 Sumur 1000 Pohon’.

Kegiatan lokakarya jurnalistik yang dihadiri oleh 60 media dan wartawan diseluruh wilayah kerja Pertamina diharapkan bisa membuka mata akan kondisi Pertamina sekarang ini.

Dimana dalam operasionalnya sekarang sangat banyak kendala dan masalah yang dihadapi oleh Pertamina, salah satunya adalah banyaknnya pencurian-pencurian diantaranya adalah pencurian minyak mentah dan alat-alat produksi Pertamina seperti kabel dan pipa. Sementara dari ratusan kasus yang terjadi di Indonesia, hanya sebagian saja yang diproses oleh polisi.

“Kita harus membuka mata apa yang sebenarnya terjadi,kenapa tidak semua kasus tidak sampai ke pengadilan. Ini adalah tugas kawan-kawan wartawan untuk mengungkap ini,” papar Syamsu.
Permasalahan non tehnis lainnya adalah tumpang tindih lahan  dengan perusahaan batu bara, perkebunan dan kehutanan. “Malah ada disalah satu daerah lahan produki pertamina justru dikuasai oleh perkebunan swasta. Dalam proses hukum di tingkat daerah justru pertamina dikalahkan, ” jelas Syamsu lagi.

Ia mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk ikut serta mengamankan asset pertamina secara nyata. “Dukungan semua pihak sangat kami harapkan dan hargai,”  tambahnya lagi.

Kepada Metro7 disela-sela menuju mobilnya usai membuka acara tersebut, Syamsu Alam berharap dukungan media untuk mengungkap sindikat berbagai tindakan kriminalitas ditubuh pertamina di Indonesia.
Bila mendapatkan ada oknum yang terlibat didalamnya segera melaporkan kepadanya. “Kalau ada oknum di pertamina yang nakal, laporkan saja kepada saya dan seperti yang saya sampaikan tadi saya akan berhentikan oknum itu dan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku,” tegas orang nomor satu di Pertamina ini. Metro7/sari