Posisi artis Dinda Hauw ‘tetap aman’ meski sebelumnya menimbulkan miskomunikasi saat berbicara tentang film terbarunya, Pesan Sang Jenderal.
“Posisi artis tetap, Dinda Hauw sebagai Erika, karena kami menemukan sesuatu. Mereka sudah punya chemistry yang kuat antar pemain. Anak-anak ini selalu kami biasakan SMS-an. Kalau ganti pemain tidak mungkin karena chemistrynya sudah dapat,” ungkap Tri Bayu Aribowo.

Tri Bayu Aribowo, selaku Executive Producer Prima Media Sinema mencoba meluruskan pemberitaan yang beredar luas, mengenai keterlibatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam film layar lebar, Pesan Sang Jenderal.
Simpang siur pemberitaan bermula dari salah satu bintang remaja Dinda Hauw, yang juga bintangi film itu. Dia menangkap penjelasan, kalau film itu dibintangi oleh Presiden SBY, padahal yang dimaksud akan ada peran presiden dalam skenario ceritanya.
“Kan kasihan ini SBY tidak terlibat, tapi mulai dihancurkan oleh tokoh politik. Efeknya nggak terlalu, kami khawatir dengan berita ini karena ada nama Pak SBY, Menteri dan Bupati, kami takut komen dari lawan politik yang pasti negatif,” ungkapnya.
Bayu tidak menampik kalau memang Presiden bersedia turut menjadi bintang di filmnya, namun hingga kini pihaknya belum melakukan pendekatan atau lobi apapun ke Istana. Bahkan saat ditemui, surat pemberitahuan ke Istana terkait penggunaan karakter Presiden pun belum dikirimkan.
“Usaha lobi belum ada, karena kami takut schedule syuting kami terganggu. Syuting kami kan jauh di Batu, Jawa Timur. Kami bisnis oriented, makanya film kami tidak mau berbau politik, kata orang, ‘halah pencitraan’, nah itu yang kami tidak mau,” tegasnya.
Film Pesan Sang Jenderal, selain dibintangi Dinda Hauw sebagai Erika, juga didukung Aditya memerankan tokoh Bayu, Alex Komang, Ira Wibowo, Ali Sakieb. Syuting baru akan dimulai awal Maret di Batu, Jawa Timur. Kpl