TAMIANG LAYANG Masyarakat Tamiang Layang Provinsi Kalimantan Tengah mengeluhkan seringnya terjadi pemadaman listrik, yang berakibat pada terganggunya kegiatan dan kepentingan rumah tangga mereka. Menjawab hal itu, Manajer Teknik PLN Rayon Tamiang Layang Heri Priyo Wisuda menjelaskan bahwa padamnya aliran listrik salah satunya disebabkan cuaca ekstrem.

“Banyak pohon tumbang yang merusak jaringan listrik,” jelasnya.
Jaringan instalasi ujarnya, sering putus tertimpa pohon yang tumbang akibat terjangan angin. Kemudian letak jaringan yang berjauhan membentang dari sumber pembangkit ke Bartim membuat sulit melakukan perbaikan,” ungkap Heri Priyo Wisuda, kepada Metro7 pekan lalu.
Dijelaskannya, kondisi alam sering memaksa pihaknya melakukan pemadaman, walaupun mereka sendiri tidak menghendaki hal itu.
“Kami selaku pihak yang menangani kelistrikan di Bartim, memahami keluhan yang sering disampaikan masyarakat. Namun, karena faktor keadaan dan kondisi alam yang menjadi penyebab utamanya, kami tidak punya pilihan lain,” imbuhnya.
Sementara itu, seorang pengamat politik dan pembangunan Bartim Herry S mengaku bisa memahami tindakan antisipatif PLN.
“Tindakan yang dilakukan PLN Ranting Tamiang Layang ada benarnya. Sebab, jika saat hujan deras disertai angin kencang menghantam pohon sehingga tumbang  mengenai jaringan listrik, maka rentan terjadi arus pendek dari tegangan tinggi yang bisa membahayakan warga sekitar. Sebab air bisa menjadi penghantar listrik yang sangat baik,” ujarnya.
Karena itu, Herry meminta warga tamiang Layang memahami kondisi tersebut. Lebih jauh ia berharap masyarakat bisa turut menikmati aliran listrik dari PLTU yang didirikan di PT Rimau Group di Desa Jaweten, Kecamatan Dusun Timur.
Terpisah, Putai Budi, seorang warga Tamiang layang menuturkan kerugian yang dialaminya akibat pemadaman listrik.
“Banyak barang elektronik saya yang mengalami kerusakan. Bagaimana daerah ini bisa maju bila kondisi kelistrikan masih belum stabil dan kerap terjadi listrik pemadaman seperti ini, ditambah lagi byar pet yang berpotensi besar merusak barang-barang elektronik,” bebernya. Metro7/M.Jaya