TANJUNG, metro7.co id – PT Pamapersada Nusantara memberikan pendampingan branding & packaging kepada UMKM di Kabupaten Tabalong.

Hal itu sebagai upaya untuk mendorong UMKM memiliki produk yang berdaya saing kuat dengan adanya penerapan prinsip branding & packaging yang baik.

Melalui Lembaga Pengembangan Bisnis Pama Banua Lima (LPB PBL) yang sejak Oktober 2018 lalu didirikan oleh PT Pamapersada Nusantara dan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), pelatihan maupun pendampingan rutin dilaksanakan oleh LPB PBL sebagai bentuk program pembinaan kepada UMKM.

Salah satunya yang dilaksanakan pada Tanggal 23 dan 24 Februari 202, LPB PBL melaksanakan pendampingan branding & packaging kepada 6 UMKM di Kabupaten Tabalong.

Adapun Instruktur pada pendampingan ini yaitu M. Ryan Perdana selaku Owner Industri Kreatif Casheila dari Kota Banjarbaru yang sekaligus sebagai Instruktur pada pelatihan branding & packaging sebelumnya.

Program pendampingan merupakan salah satu program utama di LPB PBL yang biasanya dilaksanakan setelah UMKM mendapatkan pelatihan.

Pendampingan ini bertujuan untuk memastikan UMKM mampu menerapkan hasil pelatihan serta menemukan solusi secara bersama jika terdapat permasalahan atau hambatan dalam penerapan materi pelatihan sebelumnya. Pendampingan ini bertujuan untuk diskusi lebih mendalam dengan setiap UMKM mengenai penerapan konsep branding & packaging yang baik sesuai kondisi usaha UMKM dan karakteristik produknya itu sendiri.

Pendampingan dilakukan langsung di tempat produksi UMKM dan dilakukan diskusi secara mendalam terkait penerapan branding & packaging produk UMKM.

Secara garis besar, dari ke enam UMKM peserta pendampingan, pada dasarnya UMKM sudah mampu menerapkan branding & packaging pada produknya, namun masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki selanjutnya. Kekurangan tersebut terutama dalam hal desain dan penataan informasi pada label kemasan, seperti penggunaan warna yang kurang selaras dengan karakter produk, ukuran label yang kurang proporsional, serta ada beberapa informasi produk pada label yang masih perlu diperbaiki.

Amirullah, selaku koordinator LPB menyampaikan bahwa keterbatasan UMKM adalah dalam menggunakan aplikasi untuk desain label kemasan sehingga hanya mengandallkan desain yang dibuat oleh percetakan.

Selain itupun, biaya untuk kemasan terbilang cukup mahal bagi mereka UMKM dengan kapasitas produksi yang masih terbatas.

UMKM harus mengeluarkan biaya untuk membeli kemasan dan cetak label secara terpisah serta dalam jumlah sedikit sehingga biaya kemasan menjadi terhitung cukup mahal.

“Sebagai tindak lanjut dari hambatan tersebut, kami dari LPB PBL dan Instruktur akan membantu memfasilitasi pengadaan kemasan beserta desain label bagi UMKM,” katanya.

Ono Karno, selaku CSR Manajer PT. PAMA menyampaikan bahwa kegiatan pendampingan ini bertujuan agar UMKM bisa mendapatkan kemasan yang lebih baik dengan biaya yang lebih murah sehingga bisa mengurangi biaya produksi.

Melalui penerapan branding & packaging yang baik ini, ke depannya produk UMKM diharapkan memiliki daya saing yang lebih kuat untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

“Selain itu, kami LPB PBL pun akan memfasilitasi promosi dan pemasaran UMKM baik secara online maupun offline, serta membantu produk UMKM bisa masuk ke pasar yang lebih modern seperti ke Galeri UMKM PT Pamapersada Nusantara yang ada di Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru dan Bandara Sepinggan di Balikpapan,” jelasnya. ***