SIDOARJO, metro7.co.id – Ditengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, BPJAMSOSTEK Sidoarjo tetap saja kebanjiran klaim dari peserta yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Dari informasi data BPJAMSOSTEK Sidoarjo mulai awal bulan Juni 2020 sampai dengan berita ini dirilis, masyarakat yang mengajukan klaim mencapai 295 orang setiap harinya.

“Sebanyak 295 orang yang mengklaim baik online, offline maupun datang ke kantor. Pasalnya untuk offline kurang lebih sebanyak 200 orang yang klaim. Kami juga membuka pengajuan melalui online dengan jumlah antrian setiap harinya mencapai 95 orang,” ungkap Kepala Kantor Cabang Sidoarjo, Muhyidin, saat dikonfirmasi Metro7. Rabu (24/6/2020).

Banyaknya peserta BPJAMSOSTEK yang mengajukan klaim berasal dari perusahaan yang memutus hubungan kerja (PHK) selama pandemi Covid-19.

Sementara itu, dari 295 orang yang mendaftar, hanya sekitar 200 orang yang berhasil diproses sampai pada tahap pembayaran.

“Ya, karena status kepesertaan tenaga kerja banyak yang masih aktif. Bisa juga berkas yang dibawa belum komplit dengan persyaratan, sehingga proses pengajuan klaim tidak dapat dilanjutkan,” cetus Muhyidin.

Masih dikatakan Muhyidin, bahwa ada kenaikan yang cukup signifikan terhadap klaim pada semua program. Peningkatan itu terjadi sejak bulan Mei lalu.

Lebih jauh Muhyidin mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, tercatat klaim banyak muncul sejak pandemi Covid-19 dari bulan Maret sampai dengan akhir bulan Juni 2020. Sekitar 10.075 kasus klaim untuk seluruh program dan sekitar Rp 154.684.858.499 yang telah dibayarkan BPJAMSOSTEK Sidoarjo.

Selain itu, meskipun setiap hari dibanjiri peserta yang mengajukan klaim, Muhyidin, selaku Kepala BPJAMSOSTEK Sidoarjo memastikan bahwa proses klaim pelayanan bisa cepat dicairkan karena BPJAMSOSTEK berkomitmen memberikan pelayanan prima kepada seluruh peserta dengan menerapkan LAPAK ASIK (Pelayanan Tanpa Kontak Fisik) dengan mekanisme pelayanan antrian online atau online onsite (one to many).

“Untuk pengajuan klaim seluruh program, sampai saat ini Sidoarjo masih tertinggi di Jawa Timur. Dan kami pun sudah lebih dulu menerapkan one to many yang dimana satu CS kami bisa melayani empat peserta sekaligus, jadi peserta dapat dilayani dengan cepat.” pungkas Muhyidin. ***