PAKPAK BHARAT, metro7.co.id – Warga di Kabupaten Pakpak Bharat merasa khawatir setelah beredar kabar adanya dua orang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Pakpak Bharat berinisial HS dan HT terpapar rapid test reaktif.

Kedua ASN tersebut merupakan pasangan suami istri penduduk Dusun Sosor Desa Boangmanalu Kecamatan Salak dikabarkan diduga terpapar reaktif melalui hasil pemeriksaan rapid test.

Hal itu di dibenarkan Dirut RSUD Salak dr Elysa Barus melalui Kabid pelayanan dan perawatan dr Manuturi Situmorang kepada sejumlah wartawan Kamis 3 September.

Lebih lanjut dr Manuturi Situmorang mengatakan terkait kronologis awal diketahuinya kedua pasangan suami istri berinisial HS dan HT yang bekerja sebagai ASN Pemkab Pakpak Bharat itu berawal dari kedatangan mereka (pasien red) ke RSUD hari ini Kamis 3 September untuk pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan surat kesehatan, di duga kemungkinan surat kesehatan tersebut di pergunakan untuk perjalanan keluar daerah Kabupaten Pakpak Bharat.

Namun dari hasil pemeriksaan rapid test kedua pasien tersebut reaktif. “Perlu kita cermati bersama walau si pasien reaktif, belum tentu pasien menjadi positif covid -19,” katanya.

Kendati demikian, dari hasil pemeriksaan tersebut pihak rumah sakit langsung sigap dengan mengambil tindakan sensitif di ruang khusus isolasi mandiri Pasien Covid -19 di RSUD Salak. Tindakan itu dilakukan untuk pencegahan agar ke dua pasien tersebut tidak terkontaminasi dengan keluarga yang lainnya.

Selanjutnya, pihak rumah sakit juga telah mengirimkan sampel seperti salah satunya sampel air liur si pasien ke Provinsi Sumatera Utara untuk di periksa.

“Untuk mengetahui hasil diagnosa si pasien tentang kesimpulan positif atau tidaknya kita harus menunggu waktu selama 5 hari. Jika hasil diagnosa ke dua pasien itu nantinya negatif, kita nanti mencari penyakit yang lain, semisal d h f dan lainya,” ujar dr Manuturi Situmorang.

Sementara itu, Dirut RSUD Salak dr Elysa Barus melalui pesan Whats App nya menghimbau dengan sangat kepada semua warga Pakpak Bharat agar tetap waspada dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam pencegahan dan pemutusan mata rantai virus covid -19.

“Jangan dianggap sepele terhadap virus tersebut karena tidak dapat dilihat dengan kasap mata namun hal itu dapat merenggut nyawa seseorang kapan dan dimana saja. Kita telah ketahui bersama sudah banyak nyawa warga, dokter, perawat dan lainnya akibat virus covid-19 yang menyeramkan itu,” ucapnya.

Himbauan itu sudah sering di tekankan dr Elysa Barus kepada semua warga kabupaten pakpak bharat dalam meningkatkan kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan dan pemutusan mata rantai virus covid-19.

Menurut dr Elysa Barus dalam pantauanya selama ini masih banyak warga di Pakpak Bharat secara tersebar tidak mengindahkan perotokol kesehatan. Salah satunya di buktikan dengan banyaknya warga di temukan tidak memakai masker dalam beraktifitas.

“Mari kita sama-sama menunggu dan ber Doa serta berupaya, mudah mudahan hasil diagnosa ke dua pasien reaktif tersebut nantinya negatif,” pungkasnya. *