BANJARBARU – Walikota Banjarbaru, Nadjmi Adhani didampingi Wakil Walikota Darmawan Jaya Setiawan, Ketua DPRD Banjarbaru, AR Iwansyah, Kadis Perdagangan, Abdul Basid serta Kasi Datun Kejari Banjarbaru, Erick Ludfyansyah kembali menggelar sosialisasi rencana relokasi pasar Bauntung ke Stadion Mini di RO Ulin, Kelurahan Loktabat Selatan di Aula Bina Satria. Ratusan pedagang hadir di sosialisasi yang kedua, Kamis tadi.

Acara ini dibuka dengan pemaparan soal rencana relokasi oleh Walikota. Di agenda ini turut didengarkan juga aspirasi para pedagang, tidak hanya terkait kekhawatiran dengan lokasi pasar baru yang dinilai kurang strategis, juga kekwatiran tidak seramai pembelinya, karena dianggap jauh dari pasar yang ditempati sekarang.

Seperti apa yang diutarakan salah satu pedagang, bahwa ia meminta kepada Walikota agar benar-benar mampu meyakinkan pedagang bahwa di lokasi baru akan ramai seperti ramainya dilokasi yang sekarang.

Menjawab hal ini, Nadjmi tidak bisa memberikan garansi seperti dimohonkan, “Saya tidak bisa berani beri garansi, tapi kita optimis relokasi ini akan lebih baik. Sebab pasar yang baru sudah kita desain sedemikian rupa. Tidak hanya kenyamanan para pedagang, sampai parkir juga kita tata rapi, agar pembeli juga nyaman kalau mau ke pasar,” tegasnya seraya menambahkan juga bahwa jika akan ada garansi balik ke lokasi lama.

Hal itu menurutnya malah akan mematikan ekonomi di kedua pasar. Lantaran karena ada dua pasar induk yang beroperasi di satu kawasan sekaligus, dan bila ada yang balik ke pasar lama maka gagal relokasi.

” Tidak boleh ada pasar induk dalam satu kawasan. Itu akan mematikan pasar lain, akhirnya malah terbengkalai, kasihan pedagangnya juga,” kata Nadjmi meyakinkan pedagang.

Kekhawatiran akan nasib para PKL yang notabenenya bukan pedagang resmi Pasar Bauntung. “Kalau para PKL yang tidak punya lapak gimana pak? Kita harap PKL-PKL ini bisa dapat lapak nantinya di pasar baru dan resmi sebagai pedagang,” harapnya.

Nadjmi menjawabnya bahwa yang harus dilakukan oleh para pedagang termasuk para PKL adalah melakukan pendaftaran di Dinas Perdagangan secepatnya.

“Daftarkan segera, secepatnya kita akan verifikasi, apakah benar-benar pedagang atau tidak. Karena kita ingin pasar nanti benar-benar berfungsi dan diisi oleh pedagang, jangan sampai nanti malah tidak difungsikan lantaran bukan pedagang aslinya,” katanya.

Bahwa, memang saat ini prioritas utama mereka kepada pedagang resmi yang punya toko di dalam. Namun digarisbawahinya kalau para PKL akan jadi prioritas keduanya dalam rencana relokasi.

“Tetap kita prioritaskan, makanya lakukan pendaftaran dulu, agar bisa kita data dan verifikasi. Karena konsep pasar baru tidak akan ada yang lapak-lapakan lagi, semuanya ditata, kita tidak ingin seperti sekarang, lapak semaunya, ada yang besar ada yang kecil, semua nanti diatur secara adil,” katanya lagi

Pendaftaran pedagang untuk di relokasi ini sendiri sudah berlangsung selama 10 hari, dari tanggal 10 Desember hingga sekarang.

Dinyatakan Walikota bahwa jumlahnya sudah mencapai 573. Dari total 647 pedagang yang terdaftar di pasar yang ada.

“Alhamdulillah sudah 573, ini ada bukti dan dokumennya. Artinya pedagang sudah mulai memahami konsepnya dan mau mendaftar. Penolakannya juga tidak sekuat seperti di awal-awal. Sosialisasi ini akan terus kita lakukan untuk memberikan pengertian,” ungkap Nadjmi seraya menyebutkan

Pasar yang baru sendiri kata Nadjmi sesuai perencanaan diperkirakan akan mampu menampung 850 lebih pedagang. Dengan berbagai kriteria. Baik ruko, toko maupun los. Pendaftaran sendiri ditutup tanggal 26 Desember mendatang. (metro7/ad)