BARABAI, metro7.co.id – Sebagai seorang peserta BPJS Kesehatan segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau Pekerja Mandiri, Muhammad Riyadi (36) menyadari bahwa status keaktifan kepesertaannya bergantung pada ketertiban dirinya melakukan pembayaran iuran dalam setiap bulannya.

Menyadari pentingnya rutin membayar iuran kepesertaan pada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini, Riyadi memutuskan untuk memanfaatkan fitur autodebet guna meminimalisir dirinya lupa atau telat membayarkan iuran.

“Sudah menjadi komitmen sejak awal mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan segmen mandiri, yaitu terus membayarkan iuran secara rutin agar status kepesertaan saya dan keluarga bisa selalu aktif, sehingga apabila membutuhkan pelayanan dan penjaminan sewaktu-waktu, maka tidak dikhawatirkan lagi apakah sudah membayar atau belum, sebab sudah ditarik otomatis oleh bank dan BPJS Kesehatan,” jelasnya.

Pria yang sehari-hari memiliki kesibukan sebagai sopir angkutan umum itu mengaku keikutsertaannya di program JKN sempat berawal dari pengalaman dirinya saat mendapati saudaranya mengalami kesulitan kala membutuhkan pelayanan kesehatan, tapi tidak memiliki jaminan sama sekali.

Tidak ingin keluarganya mengalami hal serupa, ia lantas memutuskan untuk mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta program JKN sejak dua tahun yang lalu.

“Karena saya pernah mengalami secara langsung bagaimana perbandingan saat memiliki penjaminan dan tak miliki penjaminan saat membutuhkan pelayanan kesehatan. Meskipun ketika saya mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Kesehatan ini bukan semata-mata ingin menggunakan dan memperoleh penjaminan, karena kalau saya memperoleh penjaminan berarti saya sakit. Lebih tepatnya sebagai upaya saya menjaga keluarga, agar punya jaminan kesehatan,” sambungnya.

Awalnya, Riyadi memang membayarkan iuran setiap bulan secara manual dengan mendatangi counter-counter pembayaran terdekat dari rumahnya. Namun, seiring dengan kesibukannya di rumah maupun di luar, ia mengaku lebih tertarik dengan cara yang lebih praktis dan lebih pasti, yakni dengan memanfaatkan fitur autodebet.

“Soalnya saya pernah lupa membayar iuran, lalu jadinya double di bulan berikutnya. Saya jadi khawatir karena takutnya misalnya saya atau anggota keluarga saya sedang butuh pelayanan kesehatan tetapi karena lupa membayar iuran malah jadinya terkendala dan tidak bisa dilayani. Waktu saya dengar ada fitur yang bisa memotong tabungan di bank secara otomatis untuk membayar iuran BPJS Kesehatan, langsung saya daftar disitu,” jelas ayah tiga anak itu.

Benar saja, setahun yang lalu, istri Riyadi harus dilarikan ke RS saat hendak melahirkan anak ketiga mereka. Dikarenakan adanya kesulitam yang menyebabkan sang istri tidak dapat melahirkan secara normal dan harus menjalani operasi sesar.

Ia merasa beruntung, karena sudah menjadi peserta Program JKN karena seluruh biaya pengobatan sang istri dijamin oleh BPJS Kesehatan tanpa ada tambahan biaya apapun yang harus dikeluarkannya dan keluarga.

“Untungnya kami sudah jadi peserta BPJS Kesehatan, semua biaya dari awal masuk hingga selesai perawatan bisa dijamin tanpa ada pungutan biaya tambahan kepada saya dan keluarga. Kehadiran BPJS Kesehatan benar-benar menjadi sesuatu yang saya rasakan sangat besara dan sangat positif manfaatnya, tidak hanya bagi saya tetapi juga bagi seluruh peserta lain yang membutuhkan penjaminan atas pelayanan kesehatan yang mereka peroleh,” bebernya.

Selain pernah merasakan manfaatnya secara langsung serta merasakan kemudahan administrasi dan pembayaran iuran melalui fitur autodebet, ia mengaku dirinya benar-benar terkesan dengan prinsip gotong royong dan penerapannya dalam penyelenggaraan Program JKN ini.

“Kan prinsipnya gotong royong, jadi saya merasa, iuran yang dibayar itu juga sebagai salah satu jalan saya bersedekah kepada sesama kita yang membutuhkan. Artinya, saat saya rutin membayarkan iuran dan tetap sehat, maka saya niatkan iuran tersebut sebagai ikhtiar saya membantu peserta lain yang sedang membutuhkan perawatan dan penjaminan,” tutup Riyadi.