Para orang tua di Hulu Sungai Tengah (HST) patut meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, saat ini Demam Berdarah Dengue (DBD) terus mengancam. Korbannya sebagian besar adalah anak-anak.

Bupati HST Harun Nurasyid sendiri telah menetapkan HST berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah.  Sejak Surat Edaran Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) diterbitkan, temuan kasus DBD terus meningkat. Per 5 Maret ini, tercatat ada 52 kasus, 5 orang di antaranya meninggal. Mayoritas baik korban maupun terjangkit kebanyakan adalah anak-anak.
Direktur RSUD H Damanhuri Barabai drg Rudi Widodo Mkes mengatakan, dalam sepekan terakhir, ada dua pasien asal Barabai positf DBD yang meninggal, rata-rata berusia 5 tahun ke bawah.
Diterangkan Rudy, pihaknya tidak bisa memberikan pertolongan maksimal, karena seluruh pasien yang masuk rumah sakit kondisinya sudah parah dan tidak stabil.
Saat ini saja, pasien yang dirawat dan terindikasi DBD ada 4 orang semuanya anak-anak. Tiga pasien dirawat di ruang anak dan 1 orang dirawat di ruang VIP. Tiap jam keempat pasien diawasi berulang-ulang, bahkan satu pasien harus diinfus 2 sekaligus di bagian tangan kanan dan kiri.
“Masyarakat harus cepat mengambil tindakan dan tidak menyepelekan jika ada gejala-gejala seperti panas,” katanya.
Sebelumnya, juga masih ada tiga lagi yang meninggal akibat DBD, satu orang dari Bihara, Awayan, Kabupaten Balangan, dan dua orang dari Barabai, tepatnya dari wilayah Kali Baru dan Desa Bakti, Aluan.
Kabid P2PL Dinkes HST dr Eko Budiyono menjelaskan, dalam tiga bulan terakhir ada 52 kasus. Januari 2012 tercatat 39 kasus, Februari 10 kasus dan per 5 Maret sudah 3 kasus. Sedangkan korban meninggal totalnya 5 orang dalam rentang 3 bulan terakhir. Tragisnya, demam berdarah nyaris tiap tahun terjadi di HST.
Jika dirunut tahun 2009 ditemukan 150 kasus dan 2 meninggal, beranjak tahun 2010, kasus ini kembali terjadi sebanyak 74 kasus
dengan 3 orang korban jiwa. Terakhir pada tahun 2011, kasus serupa juga terjadi, 1 meninggal sedangkan ditemukan kasus DBD sebanyak 30 orang.
Dari laporan 19 Puskesmas yang ada di wilayah HST, Puskesmas Barabai yang paling diawasi, setelah ditemukan 13 kasus. Kedua, Puskesmas Birayang sebanyak 8 temuan dan Durian Gantang dan Kali Baru masing-masing 6 kasus. Beberapa Puskesmas yang laporan kasus DBD-nya nihil, hanya di Limpasu, Pagat, Hantakan, Batu Tangga, Tandilang, dan Haruyan.
Temuan ini dinilai cukup tinggi, karena memasuki bulan ketiga tahun 2012, sudah 5 orang yang meninggal.
Data Dinas Kesehatan HST menunjukkan, jika merujuk data DBD perbulan pada 3 tahun terakhir (2010-2012), terlihat bahwa kasus DBD terjadi dan dimulai pada bulan September serta terjadi penurunan pada bulan Juni. Berdasarkan lokasi kejadian, penyakit DBD tidak hanya terjadi di daerah perkotaan atau padat penduduk, tetapi sudah meluas ke perdesaan, hal ini juga dipengaruhi tingkat mobilitas penduduk.

“Yang penting, ada kewaspadaan, jika seseorang mengalami panas, cepat-cepat diambil tindakan, karena virus Dengue ini sangat cepat pergerakannya,” tambah Eko.
HM Sampurna, anggota DPRD HST mengatakan, untuk pertama kalinya, di Desa Bahti ditemukan kasus DBD dan secara mengejutkan anak tersebut langsung meninggal, padahal tahun sebelumnya tidak ada temuan di desa itu.
”Temuan ini  sangat memukul warga desa, tapi beberapa waktu  lalu sudah ada penyuluhan di rumah ibadah tentang DBD,” kata Politisi PAN HST ini.
Dalam Surat Edarannya, Bupati HST Harun Nurasid meminta seluruh Camat berperan aktif mewaspadai demam berdarah, setelah ditetapkan KLB DBD, Harun juga memerintahkan seluruh aparatur bergerak melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan dianjurkan sekali melaksanakan kegiatan 3 M Plus terus menerus. Seluruh Puskesmas wajib berkoordinasi dan bekerjasama dengan seluruh komponen setempat. advhst