BARABAI, metro7.co.id – Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) H Aulia Oktafiandi audiensi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI membahas usulan bendungan Pancur Hanau, Rabu (25/10).

Ikut dalam rombongan, Sekda HST H Muhammad Yani, Plt Dinas PUPR HST, Kepala Bapelitbangda Kab HST. Pihaknya disambut Direktur Bendungan dan Danau, Adenan Rasyid beserta jajaran Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI.

Bupati HST, H Aulia Oktafiandi menyampaikan, niat kedatangan lebih memberikan pada penekanan dan informasi tambahan tentang urgensi pembuatan bendungan Pancur Hanau di HST.

Saat awal menjabat, usai bencana banjir bandang, ia sudah bertemu dengan Menteri PUPR langsung untuk menyampaikan permasalahan pengelolaan aliran air sungai di HST.

“Hari ini kami kembali melakukan audiensi dengan Kementerian PUPR untuk menindaklanjuti dan memfollow up kembali usulan perencanaan pembangunan bendungan Pancur Hanau dengan membawa surat rekomendasi dukungan dari Gubernur Kalsel,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, Gubernur Kalsel sebut Kalsel menjadi gerbang IKN Nusantara. Dengan posisi strategis itu, Kalsel sejak dini mempersiapkan diri untuk memasok kebutuhan pangan ke IKN Nusantara, HST dari 13 kabupaten termasuk dalam 3 daerah pemangku pangan, bersama dengan Kabupaten Banjar dan Batola.

“Esensinya adalah kita ingin meningkatkan produksi pertanian. Dari yang ada saat ini bendungan Batang Alai, yang bisa mensupport 5.600 Hektar lahan pertanian. Jika kita membuat Bendungan Pancur Hanau, akan ada tambahan 5500 hektar lagi lahan yang bisa dialiri. Dan estimati produksi kita yang semula 60.000 an ton bisa meningkat hingga 120.000 hingga 130.000. disinilah kita letakkan potensi daerah kita yang ingin diperkuat berupa pertanian,” bebernya.

Dalam usaha bangkit dari banjir bandang pada 14 februari 2021 lalu, ujarnya, kembali dorong potensi di bidang pertanian. Ini yang harus dikelola, kalau tidak, maka akan sia-sia sumber daya yang ingin dimaksimalkan itu.

“Dengan kita membangun bendungan pancur hanau ini bisa kita support pangan di Nusantara, kami sudah pernah melakukan Feasibility Study (FS) tahun 2015, kita juga mendapat dukungan dari gubernur bahwa ini juga termasuk dalam strategis provinsi,” jelasnya.

Bupati berharap rencana ini dapat terealisasi mengingat urgensi bendungan itu sendiri. “Ini adalah bentuk usaha dan komitmen kami untuk menjadikan HST yg lebih makmur, unggul dan dinamis, semoga usaha dan niat kita ini dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah Pusat,” katanya.

Sementara, Direktur Bendungan dan Danau Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan, bendungan Pancur Hanau sudah masuk program.

“Kita sendiri sudah ada program 126 bendungan yang teridentifikasi dengan berbagai kluster, mulai dari kluster yang sudah tersertifikasi ada 8, ada juga kluster yang sudah masuk tahap sipil desain kurang lebih ada sekitar 33, dan ada kluster yang sudah masuk tahap feasibility study, ada 40, dan sisanya 45 baru potensi. Dan bendungan pancur hanau ini termasuk dalam kluster yang sudah ada Feasibility Studynya,” ujarnya.

Pihaknga sepakat, salah satu kriteria dalam pembangunan adalah kebutuhan, bukan keinginan. Sesuai penjelasan Bupati HST hal ini menjadi sangat rasional, karena bendungan itu multifungsi, jadi harus ada mengcover kebutuhan pangan, pengendalian banjir, supply air baku, serta pariwisata.

“Dalam proses pembangunan bendungan, satu hal di uar dari yang ditanggung. Yakni bendungan ini kami belah menjadi 2 masalah, ada masalah teknis dan non teknis. Masalah teknis itu urusan kami, memang tugas kami untuk menyelesaikan masalah teknis apapun kendalanya. Kita punya komisi keamanan bendungan, tim evaluasi dan tim percepatan konstruksi,” tuturnya.

“Tetapi jika sudah bicara masalah non teknis melibatkan berbagai macam stakeholder apalagi melibatkan masyarakat itu yang kadang kadang menjadi kendala, harapan kami Pemda bisa meyakinkan kita bahwa dari sisi tanah masyarakat mendukung, Pemda mendukung, sehingga memperkuat proses bahwa ini tidak ada masalah,” tutupnya.