BANJARMASIN, metro7.co.id – EL Nino dan dampak kemarau telah memicu terjadinya kekeringan dan krisis air bersih di sejumlah wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Air dari lubang bekas galian tambang dapat menjadi alternatif membantu mengatasi kekeringan.

“Salah satu cara untuk mengatasi kekeringan dan krisis air bersih adalah memanfaatan air tampungan pada lahan bekas tambang sebagai sumber air. Namun Pemda dan perusahaan harus melakukan pengolahan dan pengukuran kualitas air sesuai standar baku mutu untuk disalurkan ke masyarakat,” ungkap Ketua Pusat Studi Bencana Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin Sidharta Adyatma.

Air dari lubang bekas galian tambang ini juga dapat diandalkan sebagai sumber air untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seiring semakin menurunnya debit air sungai, parit, dan embung.

Fenomena El Nino telah menyebabkan wilayah Indonesia mengalami musim kemarau, termasuk Kalsel.

“Selain memicu karhutla, dampak kemarau adalah kekeringan lahan yang ditandai dengan penurunan atau mengeringnya air tanah, mengecilnya debit sungai seperti debit Sungai Barito, Kapuas mengalami penurunan signifikan, dan pada saat laut pasang air laut intrusi menuju ke darat menyebabkan air sungai sumber air baku PDAM terasa asin,” ujarnya.

Terkait hal ini penting bagi Pemda dan Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) untuk menyosialisasikan ke masyarakat agar menampung air saat musim hujan sebagai simpanan di musim kemarau, khususnya pada daerah dataran rendah Kota Banjarmasin sekitarnya. Sedangkan di daerah dataran tinggi selain reboisasi juga perlu membuat sumur resapan atau biopori, untuk meningkatkan air tanah.

Seperti diketahui ribuan warga sejumlah daerah di Kalsel mengalami krisis air bersih. Antara lain Kabupaten Kotabaru, kawasan pesisir Tanah Laut dan Barito Kuala, juga beberapa kelurahan di Kota Banjarbaru, ibu kota Provinsi Kalsel. Sementara daerah terparah dilanda kekeringan adalah Kabupaten Banjar.

“Sesuai instruksi Gubernur, BPBD juga fokus melakukan penyaluran air bersih kepada warga terdampak kekeringan selain upaya mengatasi kebakaran hutan dan lahan,” tutur Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kalsel, Pormadi Dharma.