KOTABARU, metro7.co.id – Apel Sinergitas Saijaan Presisi TNI – Polri di Kotabaru dilaksanakan tiap bulan.

Apel ini merupakan langkah strategis dalam rangka meningkatkan kembali semangat kebangsaan, rasa cinta tanah air, guna meningkatkan persatuan dan kesatuan.

Apel berlangsung di Mako Polres Kotabaru, Senin (7/8/23), dipimpinan Komandan Lanal (Danlanal) Letkol Laut (P) Hapsoro Purbaningtyas.

Turut hadir Kapolres Kotabaru AKBP Dr. Tri Suhartanto, Kasdim 1004 Kotabaru MAYOR Arm Agus Surya Slendra, Ketua Pengadilan Negeri Kotabaru Danang Utaryo, Kadishub Kotabaru Khairian Ansari dan Jaksa Madya (IV/a) Kotabaru Adi Rifani.

Danlanal menyebut Sinergitas TNI- Polri dalam menjaga stabilitas keamanan di Kotabaru yang sudah tercipta hendaknya dapat ditingkatkan keharmonisannya.

Sehingga kata dia dalam menghadapi tahun politik Kotabaru tetap pada suasana yang kondusif.

“Saat ini kita sudah masuk dalam tahapan pemilu dimana kita harus bisa mengantisipasi isu isu yang dapat memecah belah pandangan di masyarakat terutama berkaitan dengan isu hoax dan unsur sara yang bertebaran di media sosial,” kata dia

Menurutnya rasa cinta tanah air yang disertai dengan terjadinya pembenturan krisis sosial yang dapat memicu pada perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa perlu diwaspadai.

“Sinergitas TNI – Polri bukan hanya di dunia nyata saja, melainkan juga di dunia maya kita harus tetap solid,” kata Danlanal.

Ia mengajak selalu bergandengan tangan meningkatkan sinergitas tanpa batas untuk menjadi perekat demi menjaga kedaulatan negara menuju pada keutuhan kesatuan bangsa.

“Mari kita yakinkan masyarakat bahwa kita bersinergitas dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Terutama dalam menghadapi pemilu kedepan agar situasi politik, hukum dan keamanan di Bumi Saijaan ini tetap terjaga dengan baik. Dan juga tetap menjaga netralitas Polri-TNI dalam pemilu 2024,” ujar dia.

Tidak lupa juga bersama sama lanjutnya mengajak para mitra maupun stakeholder terkait, untuk mencegah atau mengantisipasi terhadap bahaya kebakaran hutan ataupun lahan gambut.

Mengingat kata dia kondisi geografis Pulau Kalimantan yang merupakan lintasan garis kathulistiwa, bila masuk musim kemarau akan lebih panas dari pada pulau yang lain.

“Memasuki bulan Agustus sekarang ini, kita bisa rasakan bersama cuaca terik dan panas yang terasa menyengat akan memudahkan terjadi kebakaran pada lahan maupun hutan yang mengering,” tutupnya. ***