KOTABARU, metro7.co.id – Elemen masyarakat Kotabaru yang tergabung dalam Aliansi Kawal Kompensasi Tambang Pulau Laut mempertanyakan kembali realisasi kompensasi tambang PT STC di Kotabaru.

Mereka menuntut adanya percepatan realisasi kompensasi eksplorasi tambang batu bara oleh pihak STC di perut bumi Pulau Laut.

Wahyu Setiaji, perwakilan aliansi bahkan tak segan mengancam akan menurunkan aksi massa dalam jumlah banyak untuk berunjuk rasa jika komitmen itu tak juga terlihat mata.

“Kami menuntut percepatan realisasi kompensasi. Kami memberikan peringatan kepada perusahaan karena kami melihat ada ketidak seriusan dari perusahaan,” kata Wahyu, Rabu (27/10/2021).

“Maka kami akan memberikan warning kepada perusahaan apabila satu minggu dari sekarang tidak ada kejelasan maka jangan salahkan kami menurunkan warga untuk menutup tambang Pulau Laut,” ucapnya.

Ketua Rumah Bantuan Hukum Laskar Bamega, Tri Wahyudi Warman setelah mencermati tuntutan dari aliansi dan pernyataan dari pemerintah daerah, menilai pihak perusahaan terlihat menunda-nunda kewajibannya untuk masyarakat Kotabaru.

Namun ia tetap meminta aliansi dan LSM agar tetap kompak mempercayakan kepada tim penerima kompensasi tambang pulau laut.

Sementara itu, Sekdakab Kotabaru, Said Akhmad menyampaikan bahwa perencanaan dari pemerintah daerah untuk realisasi kompensasi untuk beberapa item pembangunan sudah siap dan diserahkan.

“Sebenarnya mereka sudah keterlambatan tiga bulan untuk segera melaksanakan,” ujar Sekda.

Sewajarnya kata Sekda Aliansi dan LSM menuntut untuk demo kalau tidak ada komitmen terhadap MoU yang sudah dibuat dengan pemerintah daerah.

“Aliansi dan LSM ini kan mewakili masyarakat,” kata dia.

Adanya indikasi pengerjaan salah satu item tidak sesuai perencanaan, pemda melalui Dinas PU kata dia sudah menyurati pihak perusahaan. ***