TANJUNG,- Sudah hampir satu bulan obor api di Monument Tanjung Puri Mabuun Tabalong padam. Nyala api abadi dari Tugu obor yang juga Ikon daerah atau maskot landmark kota minyak julukan Bumi Sarabakawa tersebut rupanya kini tak lagi disuplai gas alam (LNG/Liquefied Natural Gas)  dari PT Pertamina EP Tanjung Field.
Padamnya tugu obor yang dulunya pembangunannya dirancang oleh wartawan dan sejarawan kelahiran Amuntai Hulu Sungai Utara bernama Yusni Antemas ini dibangun dimasa kepemimpinan Bupati Dandung Suchrowardi (1984 – 1994) itu tak pelak cukup menuai reaksi publik.
“Iya sayang kalau api nya padam, kan katanya api abadi dari tugu obor selalu hidup walau hujan badai. Namun kalaunya padam, berarti ikon Tabalong dari api abadi diatasnya yang melambangkan semangat masyarakatnya untuk terus bekerja berusaha memperbaiki diri dan lingkungan yang senantiasa bergelora tentunya akan turut hilang,” kata Yusi (55) warga Tanjung.
 Terpisah, Bupati Tabalong H Anang  Syakhfiani saat diwawancarai mengakui pihaknya sudah mendapat penjelasan dari Pertamina terkait pemadaman api obor, yakni bukannya distop aliran gasnya, tapi gas yang dialirkan ke tugu obor sudah habis dari sumur asalnya.
“Saya sudah minta dengan Pertamina agar mencarikan penggantinya, agar api obor kembali menyala dalam waktu dekat,” katanya.
 “Pastinya kami bersama Pertamina akan upayakan agar api obor pada tugu yang jadi ikon Tabalong tersebut menyala kembali,” imbuh Anang 
Sementara itu, informasi dari PT Pertamina EP Tanjung Field lewat bagian Legal & Relation menyebutkan tindakan  pemadaman api obor dilakukan karena sumur minyak akhir-akhir ini tidak lagi memproduksi gas alam.
 Pertamina pun berdalih saat ini kebutuhan gas alam untuk operasional PT Pertamina EP Tanjung Field sebanyak 3, 2 juta standar kubik feet per hari (scfd). Dan gas alam tersebut digunakan sebagai bahan bakar untuk Power Plant sebesar 1, 9 juta scfd, boiler sebesar 0, 8 juta scfd, dan sisanya dipakai untuk pompa transmisi minyak mentah ke Refinery Unit (RU) V di Balikpapan. Sedangkan produksi gas alam yang dihasilkan oleh sumur migas PT Pertamina EP Tanjung Field saat ini sebanyak 1, 8 juta scfd.
 Lalu untuk mengatasi masalah operasional akibat kekurangan produksi gas alam, maka Pertamina EP Tanjung Field menggunakan bahan bakar solar sebagai pengganti gas alam dengan konsumsi kurang lebih 22 ribu liter per hari (senilai Rp 220 juta/hari).
 PT Pertamina EP Tanjung Field pun turut berjanji untuk terus berupaya mencari sumber minyak bumi dan gas alam dengan menambah 3 sumur migas baru di tahun 2014 ini. Sumur-sumur migas baru tersebut berada di Desa Kapar, Kecamatan Murung Pudak dan Desa Tamiyang, Kecamatan Tanta. Dan tugu obor akan dinyalakan kembali tergantung dari keberhasilan pengeboran 3 sumur migas baru tersebut yang akan dibor pada bulan Juli hingga Oktober 2014.
 Sekedar diketahui, pemadaman tugu obor cukup lama juga pernah terjadi pada awal Januari hingga akhir Februari 2013 lalu. Bahkan Pertamina sempat menawarkan kepada Bupati saat itu H Rachman Ramsyi untuk mengganti api tersebut dengan bola lampu, namun ditolak keras oleh Bupati dengan alasan tugu obor sudah jadi ikon daerah. (zul fahmi)