BARABAI, metro7.co.id – Pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian masyarakat terdampak. Tak terkecuali bagi mereka yang memiliki usaha rumahan.

Salah satunya pemilik Paring Lestari, Syafruddin (52), pengrajin limbah kayu di Jalan Brigjen H Hasan Basri, Bukat, Barabai Darat, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Ditengah pandemi, Syafruddin mulai merasakan dampak akibat pandemi Covid-19 yang melanda Bumi Murakata.

“Kini turun drastis hingga 50 persen. Sangat jauh sekali dengan pendapatan yang didapat sebelum ada pandemi,” katanya.

Maka dari itu, dia harus mengikuti perkembangan zaman dan merubah pola dagangnya dengan merambah dunia digital.

Di bantu sang anak, Safruddin mulai menawarkan hasil kerajinannya melalui platform media sosial, seperti di Instagram dan lainnya.

“Sekarang ini, kita juga promosikan online di Instagram yang di kelola anak saya. Kalau kita kurang mengerti banyak soal itu,” ujarnya saat disambangi Metro7, Rabu (12/8) belum lama tadi.

Memang tidak banyak para pengrajin kayu limbah di HST. ‘Paring Lestari’ yang pertama membuka usaha dengan memanfaatkan limbah kayu.

Syafruddin mulai merintis usahanya sejak 1991 hingga sekarang, berarti sudah 29 tahun usahanya berjalan.

“Di HST hanya ada dua orang pengrajin limbah kayu. Yang satu ada di desa Pajukungan,” ucapnya.

Di tangannya yang trampil dia bisa memanfaatkan kayu-kayu bekas menjadi benda yang menarik dan memiliki nilai jual hingga jutaan rupiah.

“Paling murah dari harga Rp 5 ribu hingga jutaan rupiah, kayu yang paling sering digunakan yakni kayu lurus,” tuturnya. *