BARABAI, metro7.co.id – Ratusan warga dari dua desa sambangi kantor DPRD HST, Kamis (27/8) siang.

Demontrasi berasal dari Desa Baru Kecamatan Batu Benawa, dan Desa Batu Tunggal Kecamatan Hantakan.

Mereka menginginkan salah satu warganya angkat kaki tinggalkan desa, karena diduga menikahi wanita tanpa izin atau sepengetahuan orang tua dan wali.

Salah satu warga berorasi di depan kantor. Sedangkan, peserta aksi membawa beragam tulisan tuntutan.

Tuntutan tersebut bertuliskan, Guru Syarkawi wajib lengser.

Guru Syarkawi melakukan perkawinan tanpa diketahui orang tua atau walinya.

Bila kada disetujui kuitannya, bawa lari haja anaknya. Nikahnya sah saja. Selamatkan anak-anak gadis dari predator.

Guru Syarkawi memecah belah masyarakat Kampung Waki.

Guru Syarkawi memberikan contoh yang tidak baik di masyarakat.

Guru Syarkawi hanya mau bertegur sapa dan bersalaman kepada orang tertentu.

Unjuk rasa dikawal ketat oleh anggota Polres HST. Selanjutnya, mereka diminta masuk ke ruang rapat untuk menyampaikan aspirasi oleh anggota DPRD HST dari Komisi III, Tajudin.

Sebelum memasuki DPRD HST, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dilakukan pemeriksaan kepada para peserta aksi oleh personil Polres HST.

Tokoh masyarakat Desa Baru, selaku penanggung jawab unjuk rasa, H Aidi mengatakan, alasan mereka ingin mengusir salah satu warga dikarena perilakunya di masyarakat.

“Jika ingin kawin, temui orang tuanya. Setelah diterima, diadakan mas kawinnya, baru penentuan kawin,” kata H Aidi.

Lanjut H Aidi, ternyata tidak demikian, tidak izin sama orang tuanya dan perempuannya dibawa ke Martapura.

“Kawin disana, tanpa seizin orang tua. Hal tersebut membuat kami resah,” paparnya.

Selain itu ujar H Aidi, sudah beberapa kali yang bersangkutan dipanggil untuk mediasi, tapi tidak datang.

“Kami berniat hanya membuka pintu maaf, bukan memarahi atau niat jahat,” ucapnya.

Ketua DPRD Kabupaten HST, H Rahmadi menambahkan, untuk menyelesaikan permasalahan ini, dari Komisi I dan akan duduk bersama pembakal atau kades dengan pemerintah, agar tidak terjadi jalan pintas seperti yang mereka sampaikan tadi.

“Dengan niat baik mereka datang ke Kantor DPRD tadi minta di jembatani, mudah-mudahan Selasa nanti penyelasaiannya,” harapnya.

Terpisah, Guru Syarkawi dikonfirmasi wartawan mengatakan, dia tidak mengerti apa maksud tuntutan warga tersebut.

Bahkan, tuntutan massa terhadap dirinya pun tidak jadi masalah.

“Yang benar atau salah nanti akan terlihat,” kata Syarkawi. ***