TANJUNG – Kharisma Ulama besar bernama Syekh Muhammad Nafis bin Idris Albanjary atau sang pengarang kitab Tasawwuf Ad-Durrun Nafis tampaknya benar-benar tersirat dengan hadirnya ribuan jemaah saat memperingati haulnya pada Kamis (5/2) bertempat di Desa Binturu Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong.
 Jemaah yang hadir di acara haul tahunan yang rutin digelar tersebut pun tak hanya berasal dari lokal Bumi Sarabakawa atau Kalsel saja, melainkan seluruh Kalimantan bahkan hingga luar pulau dalam turut serta mengikuti haul Ulama yang lahir 1148 H/ 1735 M ini.
 Seperti diungkapkan Syahraini warga Amuntai. Dia bersama rombongan lainnya selalu rutin menghadiri haul tahunan tersebut. “Kami selalu rombongan dengan kawan-kawan mejlis taklim lainnya untuk menghadiri haul Syekh Nafis ini,” ucapnya saat dimintai komentar.
Menariknya, diacara haul tahunan Syekh Nafis tersebut juga seakan menjadi berkah bagi warga sekitar dalam meraup rezeki baik dengan berwarung maupun jasa parkir kendaraan. Bahkan dari pintu gerbang hingga lokasi makam juga banyak dimanfaatkan para pedagang dadakan dalam mengambil rezeki berkah dari haul Syekh Nafis.
Pada acara haul tersebut juga dibarengi dengan tausyiah Guru Danau atau KH Asmuni dan Habib Umar bin Ahmad Bafaqih. Dalam tausyiahnya, kedua Ulama tersebut sama-sama mengajak para jemaah yang hadir untuk mengikutii semangat maupun menteladani Syekh Muhammad Nafis dalam hal pengamalan terhadap agama.
 Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani saat sambutannya juga berjanji bakal memperbaiki sekaligus memperlebar jalan menuju areal makam Syekh Nafis guna memodahkan para penziarah saat ziarah religius ke Desa Binturu Kelua. Termasuk bakal terus melakukan perbaikan dan fasilitas di lokasi makam.
 Sementara itu keunikan lain dari makam ulama besar ini, yakni tumbuhnya pohon-pohon langka yang sudah berumur ratusan tahun dan sudah sangat sulit ditemui keberadaannya di banua yang dikenal Sarabakawa ini, yakni pohon Mahar Kuning, pohon Loa, juga pohon damar dan kujajing yang tumbuh disekitar makam.
Pohon-pohon langka tersebut menurut cerita warga setempat, akar, daun maupun getahnya dipercaya sebagai obat koreng bekas luka, penyakit gatal dan obat luka kencing manis. Keberadaan pohon-pohon langka tumbuh di sekitar makam berada ditengah hutan tersebut juga disebut merupakan sebuah keunikan, karena tumbuhnya ditengah hutan, bukan dipinggir sungai. (metro7/humas)