BANJARMASIN – Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kamboja tak lagi hijau. Rumput yang menghijaukan taman Kamboja banyak yang rusak akibat diinjak-injak pengunjung. Padahal, anggaran untuk pembuatan taman dan penanaman rumput tak terhitung murah.
Bahkan, untuk penamanan rumput saja bisa menghabiskan anggaran hingga ratusan juta Rupiah. Dari pantauan, pengunjung berjalan bebas tanpa mempedulikan taman rumput yang ditanam khusus. Alhasil, kebanyakan rumput menjadi layu dan mati.
Salah seorang warga, Sinta mengatakan, dirinya tak mengetahui jika adanya aturan tidak boleh menginjak taman rumput hijau.  “Tidak ada pemberitahuannya, saya tidak tahu kalau rumput ini tak boleh diinjak. Andai ada plang pemberitahuan dilarang berjalan di atas rumput kami tidak akan menginjaknya,”tukasnya.
Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Banjarmasin, Mukhyar mengatakan, pemberitahuan tentang larangan menginjak rumput sudah dilakukan pihaknya. Menurutnya, hal itu dikarenakan warga Banjarmasin yang membandel dan tak taat terhadap larangan.
“Kita pernah larang untuk tidak menginjak rumput. Tapi bagaimana lagi, sulit menjelaskan kepada masyarakat, ya susah pokoknya. Dahulu larangan pernah kita sampaikan tapi tetap saja sekarang ini,”keluhnya. Menurutnya, rumput yang layu juga diakibatkan oleh musim kemarau. “Andai saja diguyur hujan rumputnya akan tumbuh lagi,”katanya.
Mukhyar mengatakan akan mengganti rumput yang sudah mati dengan yang baru. Namun, penggantian dengan rumput yang baru masih menunggu anggaran. Pasalnya, pada APBD 2013 dan 2014 anggaran untuk penambahan rumput dan tanaman lainnya ditiadakan. “Anggaran kita tidak ada. Kalau memang perlu diganti nanti akan kita ganti rumputnya. Tapi tunggu tersedianya anggaran,” tandasnya.
Untuk diketahui, anggaran pembangunan RTH Kamboja berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) sebesar Rp4 miliar yang diambil dari anggaran 2010 sebesar Rp2 miliar dan 2011 sebesar Rp2 miliar. Sedangkan anggaran dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Banjarmasin pada tahun 2010 sebesar Rp2 miliar dan pada tahun 2011 sebesar Rp765 juta. (metro7/Fit)