TANJUNG – Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Ke-71 tahun 2016 dilaksanakan dalam satu kegiatan upacara pada Senin (28/11) bertempat di lapangan Taman Giat KotaTanjung.
Bupati Tabalong H. Anang Syakhfiani selaku Inspektur Upacara membacakan Plt. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia, Dr Unifah Rosyidi, M.Pd.
Turut hadir dalam kegiatan upacara itu unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), para Kepala SKPD, dan PNS jajaran Pemerintah Kabupaten Tabalong, dan para guru sendiri.
Sebelum Bupati Tabalong membacakan sambutan tertulis Plt. Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Bupati H. Anang Syakhfiani terlebih dahulu memberikan himbauan dan perhatian kepada semua SKPD, semua PNS yang terkait dan tidak terkait bidang tugasnya dengan sektor pendidikan, agar sewajarnya mulai hari ini dan selanjutnya supaya lebih banyak memperhatikan guru-guru dan para tenaga kependidikan.
Bupati menegaskan banyak sekali prestasi yang diraih oleh siswa-siswi di sekolah semua itu tidak terlepas dari prestasi para guru dalam memberikan pembelajaran.
Selanjutnya dalam sambutan tertulis Plt. Ketua Umum Pengurus Besar PGRI yang dibacakan Bupati H. Anang Syakhfiani menyampaikan :
Hari ini tanggal 25 Nopember, di seluruh pelosok negeri, merayakan Hari Guru Nasional (HGN) yang merupakan Hari Ulang Tahun PGRI. Pada tanggal 25 Nopember 1945, diantara deru nafas Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) lahir dari kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan para guru, dosen, tenaga kependidikan, para pensiunan guru, dan para pegawai Kementrian Pendidikan danPengajaran yang baru didirikan. Mereka bersatu padu bertekat mencerdaskan bangsa, berjuang melawan kebodohan, dan mengisi kemerdekaan.
Dengan lahirnya PGRI, maka segala bentuk perbedaan dan potensi perpecahan kelompok guru sepakat untuk dihapuskan. Ketika itu, puluhan organisasi guru bersatu membentuk satu-satunya organisasi profesi guru, yaitu PGRI, untuk kemudian membangun kekuatan bersama antar anggota, agar kuat dan berwibawa mengawal mutu pendidikan dan memperjuangkan profesi guru dan tenaga kependidikan.Meski saat ini ada upaya mendorong kembali situasi seperti sebelum lahirnya PGRI, “Insya Allah PGRI akan tetap kokoh menjaga persatuan dan kesatuan guru Republik Indonesia,” katanya.
  Semua pihak patut bersyukur dan berterimakasih kepada pemerintah bahwa KeputusanPresiden Nomor 78 Tahun 1994 telah menetapkanhari lahir PGRI tanggal 25 Nopember sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Hal tersebut diperkuat dalamUndang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru danDosen. Penetapan ini bukanlah suatu kebetulan historis, melainkan sebuah pengakuan bahwa sejarah perjuangan PGRI merupakanperjuangan sistematis dan komprehensif bagi seluruh guru.
Terimakasih danpenghargaan kepada pemerintah atas penetapan guru sebagai profesi sehingga kesejahteraan dan kualitas guru mendapat perhatian yang baik.
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Guru adalah aktor utamanya. Tantangan yang dihadapi sungguh tidak mudah, mengantarkan putra-putri bangsa memasuki dunia global sehingga dapat maju, bersaing, dan berdiri terhormat diantara bangsa-bangsa lain di dunia, di sisilain, mereka harus memiliki karakter yang kuat, membangun persatuan dan kesatuan, cinta tanah air, saling menghargai, dansemangat berkorbanmembela Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI) sebagaimana yang tertuang dalam Nawacita.
Dalam konteks ini, PGRI terusmenerus melakukan transformasi agar berperan nyata mewujudkan tantangan tersebut menjadi kenyataan.
Kehadiran PGRI sebagai organisasi profesia adalah nyata dalam pembangunan bangsaini.Dimanasaja, di daerah-daerah yang sulit sekalipun, di perbatasan, di daerah terpencil, terdepan, terluar, bahkan di daerah yang dilanda konflik, dimana ada sekolahdisitu pastiada guru dan dengan sendirinya ada PGRI.
Jadikan PGRI rumah yang nyaman bagi semua guru dan tenaga kependidikan.Khusus terhadap kekurangan guru yang cukup besar, PGRI memohon kepada pemerintah agar ketika diadakanrekrutmen CPNS, maka kekurangan tersebut diisi oleh guru-guru honorer yang sudah lama mengabdi.Demikianjuga kami mohon perhatian pemerintah daerah terhadap perbaikan nasib para guru honor di daerahmasing-masing. PGRI akan terus membantu Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan dengan arif dan bijaksana agar tercapai sinergi yang optimal untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. (metro7/vino)