BANJARMASIN, metro7.co.id – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Titian Barantai (STB) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB menggelar aksi menolak lupa tragedi berdarah Jumat Kelabu 23 Mei 1997 lalu.

Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi seni kampus ini mengenang kembali sejarah kelam tragedi terbesar yang pernah tercatat di Kalimantan Selatan, sebagai bagian dari program kerja wajib mereka.

Ketua Umum Sanggar Titian Barantai Uniska, Angga Triwahyudi mengatakan, tujuan aksi ini tidak lain untuk merawat ingatan bahwa pernah terjadi kerusuhan besar di kota Banjarmasin.

Melalui aksi tersebut, STB Uniska Banjarmasin menyisipkan pesan kepada masyarakat kota Seribu Sungai agar tetap saling menjaga keharmonisan bermasyarakat dan menjunjung tali persaudaraan di kota Banjarmasin

“Hal ini terus di lakukan Sanggar Titian Barantai (STB) setiap tahunnya, dengan harapan untuk mengingatkan kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga keharmonisan dan selalu menjunjung tinggi tali persaudaran tanpa mempertimbangkan perbedaan,” kata Angga.

Rangkaian aksi tersebut diawali Longmarch dari Jalan Hasanudin Majedi menuju Jalan Sudimampir, hingga berakhir di Perempatan Hotel A di titik 0 Kilometer kota Banjarmasin. Aksi yang disuguhkan berupa Teaterikal berjudul “ABU – ABU”, racikan Unyai STB.

“Aksi yang dilakukan antara lain Pembacaan Puisi, Orasi, doa bersama, dengan melibatkan 35 orang. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan ketat,” tambahnya.

Berhubung masih dalam suasana pandemi, STB Uniska tidak mengumpulkan massa. Hanya saja, peringatan tahun ini juga dibarengi dengan Pementasan Virtual di Kanal Youtube Sanggar Titian Barantai.

Sekedar informasi, STB Uniska merupakan salah satu anggota Forum Komunikasi Pekerja Seni Kampus (FKPSK) Kalsel, yang paling lantang menyuarakan kritik dan kepekaan terhadap situasi yang terjadi.

Tak ayal, proses kreatif yang mereka suguhkan kerap kali beririsan dengan aktivitas isu-isu sosial. Beberapa karya yang lahir dari tangan-tangan kreatif STB Uniska antara lain ‘Menolak Lupa Terbakarnya UNISKA’, ‘Peringatan hari pahlawan 10 November’, ‘Pentas Penggalangan Dana Peduli Bencana’, serta ‘Bakti Budaya’ yang merepresentasikan kepedulian terhadap Korban Banjir Barabai melalui trauma Healing. ***